![]() |
| Indonesia melalui Menlu Sugiono menyuarakan sikap tegas di KTT Darurat Doha, mengecam agresi Israel dan mendukung seruan sanksi internasional. (Kemenlu RI) |
Negara-negara Arab dan Islam menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat di Doha, Qatar, pada Minggu (15/9/2025). Pertemuan ini digelar sebagai respons atas serangan udara Israel ke ibu kota Qatar pada 9 September lalu, yang menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk seorang pejabat keamanan Qatar dan putra dari negosiator senior Hamas, Khalil al-Hayya.
KTT dihadiri 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan 22 negara anggota Liga Arab. Pertemuan menghasilkan komunike bersama yang berisi 25 poin, termasuk kecaman keras terhadap Israel, seruan penghentian pasokan senjata, hingga kemungkinan peninjauan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono hadir mewakili Presiden Joko Widodo dalam forum tersebut. Dalam pidatonya, Sugiono menegaskan posisi Indonesia yang mengecam keras agresi Israel dan menyatakan solidaritas penuh terhadap Qatar.
“Indonesia mengecam agresi ini dan kembali mengulangi seruannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi mandatnya, menghentikan agresi Israel, serta menjamin adanya akuntabilitas,” ujar Sugiono, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri.
Serangan Israel pada 9 September menargetkan pemimpin politik Hamas yang sedang berada di Doha untuk membahas proposal gencatan senjata yang dimediasi Qatar.
Pemerintah Qatar menyebut serangan itu sebagai “terorisme negara” dan pelanggaran berat terhadap kedaulatan mereka.
Meski mengecam keras, Qatar menegaskan jalur diplomasi yang mereka tempuh tidak akan terhenti. Perdana Menteri Qatar menyatakan bahwa serangan itu tidak akan memengaruhi posisi negaranya dalam memfasilitasi negosiasi damai.
Dari hasil pertemuan darurat, negara-negara Arab dan Islam sepakat menuntut penghentian agresi Israel serta menyerukan sanksi internasional. Komunike juga menegaskan kembali dukungan pada kemerdekaan Palestina dengan ibu kota di Yerusalem Timur.
Selain itu, negara peserta menyampaikan dukungan penuh kepada Qatar dan memuji respons “beradab dan bertanggung jawab” pemerintah setempat dalam menghadapi serangan.
Reaksi atas serangan ke Doha tidak hanya datang dari negara Arab dan Islam. Negara-negara di Asia Pasifik seperti Malaysia, Indonesia, Australia, dan Selandia Baru juga mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan dan hukum internasional.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pihaknya “tidak thrilled” dengan serangan Israel. Ia menegaskan bahwa keputusan itu bukan atas restu Washington dan menilai serangan tersebut tidak mendukung tujuan AS maupun Israel.
OKI, yang berdiri pada 1969 sebagai respons atas pembakaran Masjid Al-Aqsa, menegaskan komitmennya untuk melindungi tempat suci Islam dan mendukung perjuangan Palestina.
Sedangkan Liga Arab, yang berdiri sejak 1945 dengan 22 negara anggota, kembali menempatkan isu Palestina sebagai prioritas dalam agenda politik regionalnya.

0Komentar