![]() |
| Bahasa Indonesia digunakan lebih dari 200 juta penutur, diakui di forum internasional, dan sedang didorong menjadi bahasa dunia. (Shutterstock) |
Bahasa Indonesia bukan hanya simbol persatuan bangsa, tetapi juga menyimpan sejumlah keunikan yang jarang disadari. Dengan lebih dari dua abad sejarah pemakaiannya dalam bentuk modern, bahasa ini kini berkembang menjadi salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di dunia.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia terus beradaptasi terhadap perubahan zaman, dari masa pergerakan nasional, era digital, hingga upaya menjadi bahasa internasional.
Berikut lima fakta menarik tentang bahasa Indonesia yang mungkin belum banyak diketahui.
1. Digunakan Lebih dari 200 Juta Penutur
Bahasa Indonesia saat ini digunakan oleh lebih dari 200 juta orang. Jumlah tersebut mencakup hampir seluruh penduduk Indonesia, ditambah komunitas diaspora yang tersebar di berbagai negara.
Pengguna bahasa Indonesia juga ada di Malaysia, Belanda, Arab Saudi, hingga Suriname, negara yang memiliki sejarah panjang hubungan dengan Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menegaskan posisi bahasa Indonesia kini makin strategis di kawasan Asia Tenggara.
“Bahasa Indonesia memiliki kekuatan sebagai bahasa persatuan. Jumlah penuturnya terus bertambah, terutama di kalangan generasi muda yang aktif menggunakan bahasa ini di ruang digital,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Jumlah penutur yang sangat besar ini menempatkan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa internasional lain, seperti Prancis atau Arab, dalam hal sebaran global.
2. Diakui dalam Forum Internasional
Bahasa Indonesia telah digunakan di berbagai forum internasional, termasuk dalam pertemuan ASEAN, dan bahkan pernah digunakan dalam sidang PBB.
Hal ini memperlihatkan bahwa bahasa nasional Indonesia tidak hanya terbatas pada ranah domestik, melainkan juga memiliki peran di kancah diplomasi global.
Sejumlah negara juga memasukkan bahasa Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan tinggi. Universitas di Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Polandia tercatat membuka jurusan atau program studi bahasa Indonesia.
Langkah ini menunjukkan bahwa minat mempelajari bahasa Indonesia semakin meningkat, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru di Asia.
3. Struktur yang Relatif Mudah
Salah satu alasan bahasa Indonesia diminati penutur asing adalah strukturnya yang relatif sederhana. Tidak ada konjugasi kata kerja berdasarkan waktu atau subjek. Misalnya, kata kerja “makan” tetap sama baik digunakan untuk masa kini, lampau, maupun depan.
Guru besar linguistik Universitas Indonesia, Prof. Melani Budianta, menjelaskan bahwa struktur sederhana ini menjadi daya tarik utama bagi pelajar asing.
“Setiap tahun, ribuan mahasiswa luar negeri belajar bahasa Indonesia di pusat-pusat studi. Mereka tertarik karena tata bahasanya tidak serumit bahasa lain. Hal ini memudahkan orang asing untuk cepat berkomunikasi,” katanya.
Kesederhanaan struktur juga membuat bahasa Indonesia fleksibel dalam mengadopsi istilah baru tanpa mengubah pola dasar kalimat.
4. Kaya Serapan dari Bahasa Daerah dan Asing
Bahasa Indonesia dikenal terbuka terhadap kosakata baru. Banyak kata yang diserap dari bahasa daerah, seperti “batik” dari Jawa, “sate” dari Madura, dan “angkringan” dari Jawa Tengah. Kata-kata ini kemudian dikenal luas hingga ke mancanegara.
Selain itu, pengaruh bahasa asing juga besar. Kata “televisi” berasal dari bahasa Inggris, “universitas” dari Latin, hingga “sabun” yang awalnya dari bahasa Arab. Dalam era digital, istilah seperti “online”, “unggah”, dan “gim” semakin memperkaya perbendaharaan kata.
Proses serapan ini menjadikan bahasa Indonesia dinamis dan mudah beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi.
5. Menuju Bahasa Internasional
Sejak 2019, pemerintah Indonesia aktif mendorong agar bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi dunia. Upaya ini didukung melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang kini telah hadir di lebih dari 50 negara.
Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, jumlah lembaga penyelenggara BIPA terus bertambah, terutama di universitas-universitas Asia dan Eropa. Ribuan mahasiswa asing setiap tahun mendaftar untuk mempelajari bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia semakin diperhatikan dunia, seiring peran Indonesia dalam ekonomi dan politik global,” tambah Aminudin.
Jika langkah ini berhasil, bahasa Indonesia akan sejajar dengan bahasa besar lain yang diakui UNESCO dan PBB, memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda. Sejak saat itu, ia berkembang menjadi bahasa resmi negara yang menghubungkan ratusan suku dan bahasa daerah di Nusantara.
Kini, dengan dukungan teknologi digital dan semakin luasnya pengguna di dunia maya, bahasa Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Tantangan yang dihadapi adalah menjaga mutu dan konsistensi penggunaan bahasa, tanpa menghambat kreativitas penutur dalam berkomunikasi.
Bahasa ini membuktikan dirinya bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas nasional yang diperhitungkan di tingkat internasional.

0Komentar