Ratusan ribu warga Australia memadati Sydney Harbour Bridge, Sabtu (3/8), dalam aksi solidaritas terbesar untuk Palestina sejak pecahnya konflik Gaza pada Oktober tahun lalu. Aksi bertajuk March for Humanity ini menuntut gencatan senjata segera, akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta pengakuan negara Palestina oleh pemerintah.
Polisi Negara Bagian New South Wales memperkirakan jumlah massa mencapai 90.000 orang. Namun, penyelenggara dari Palestine Action Group Sydney menyebut jumlahnya mencapai 300.000 orang.
Demonstrasi ini berlangsung damai dan diikuti berbagai kalangan, termasuk aktivis Julian Assange dan Senator Partai Hijau Mehreen Faruqi.
Massa membawa bendera Palestina, poster anti-kekerasan, serta memukul panci kosong—simbol darurat kelaparan di Gaza. Sepanjang jembatan, terdengar teriakan “Netanyahu, Albanese, you can’t hide! Stop supporting genocide!”
Protes ini menandai hampir 10 bulan konflik Gaza yang menurut PBB telah menewaskan lebih dari 38.000 warga sipil. Panci kosong yang dibawa peserta dimaknai sebagai protes terhadap krisis pangan akibat blokade Israel.
“Kami tidak hanya menolak perang, tapi menyuarakan tragedi kemanusiaan,” kata juru bicara aksi.
Therese Curtis (80), salah satu peserta, menyebut perbedaan mencolok antara sistem kesehatan di Australia dan kondisi rumah sakit di Gaza.
“Di sini saya bisa dapat obat dengan mudah. Di Gaza, anak-anak bahkan tidak punya tempat untuk diselamatkan,” ujarnya.
Aksi ini sebelumnya sempat dilarang polisi NSW dengan alasan keamanan. Namun Mahkamah Agung negara bagian membatalkan larangan itu sehari sebelum acara, dan mengizinkan demonstrasi dengan pengawasan ketat.
Sebanyak 1.100 personel polisi dikerahkan. Biaya pengamanan diperkirakan mencapai lebih dari AUD 1,4 juta atau sekitar Rp14,4 miliar. Aksi di Sydney berlangsung damai tanpa insiden besar.
![]() | ||
| Demo di Melbourne dicegat polisi, satu ditangkap. Di Darwin, 300 orang turun ke jalan protes serangan ke warga sipil Gaza. (Izhar Khan/Getty Images via Bloomberg) |
Sementara itu, demonstrasi serupa di Melbourne diblokir polisi di sekitar Jembatan King Street. Ketegangan sempat terjadi, dan satu orang diamankan karena melempar telur ke arah petugas.
Di Darwin, aksi skala kecil digelar dengan 300 orang turun ke jalan menuntut dihentikannya serangan terhadap warga sipil Gaza.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam pidatonya di parlemen menyebut krisis Gaza sebagai "mimpi buruk terburuk dunia."
Ia menyerukan gencatan senjata segera, pelepasan sandera, dan pengiriman bantuan tanpa hambatan. Namun, hingga kini Australia belum secara resmi mengakui negara Palestina.
Albanese hanya menyatakan pengakuan itu sebagai soal “kapan, bukan jika.” Pernyataan itu dinilai belum cukup tegas oleh para demonstran dan aktivis HAM.
Tekanan terhadap pemerintah meningkat seiring gelombang aksi di berbagai kota besar dunia. Prancis, Inggris, dan Kanada dilaporkan tengah mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara.
Senator Mehreen Faruqi dari Partai Hijau menyerukan agar Australia menjatuhkan sanksi keras terhadap Israel.
“Ini bukan soal politik luar negeri semata. Ini soal kemanusiaan. Ketika kita diam, kita ikut bertanggung jawab,” tegasnya dalam orasi di depan massa.
![]() | ||
| Ratusan ribu warga Australia long march di Sydney desak gencatan senjata Gaza dan pengakuan negara Palestina. (NewsWire/Demian Shaw |
Penyelenggara menyebut aksi ini sebagai "demonstrasi monumental demokrasi Australia." Mereka menuding Israel melakukan “genosida sistematis” terhadap dua juta warga Gaza melalui blokade bantuan dan pemboman infrastruktur sipil.
Konflik Gaza meletus setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2024. Sejak itu, lebih dari 70% korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 60% rumah warga hancur atau tak layak huni. Krisis air bersih dan runtuhnya sistem kesehatan memperparah situasi.
Israel menyatakan serangan militernya ditujukan untuk menghancurkan Hamas. Namun tekanan internasional terus meningkat. Pemerintah dihadapkan pada pertanyaan besar: sampai kapan pendekatan militer dibiarkan tanpa solusi politik?
Australia yang selama ini dikenal sebagai sekutu Amerika Serikat dan mitra dagang Israel kini dalam sorotan global. Sikap pemerintah atas krisis Gaza dan respons terhadap demonstrasi domestik bisa memengaruhi citra diplomasi luar negeri Canberra ke depan.



0Komentar