Presiden Prabowo Subianto mengundang 16 organisasi masyarakat (ormas) Islam ke kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Sabtu (30/8/2025). Pertemuan ini digelar menyusul demonstrasi besar di Jakarta pada 28 Agustus yang berakhir ricuh.
Pertemuan berlangsung sekitar tiga jam dan dihadiri pimpinan ormas, termasuk ketua umum dan sekretaris jenderal dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hidayatullah, Al Irsyad, Persatuan Islam (Persis), Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII). Selain itu hadir pula sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan ormas Islam untuk menjaga stabilitas sosial di tengah meningkatnya eskalasi politik.
“Kita harus bersatu menjaga keamanan dan persatuan bangsa. Hanya dengan ketertiban dan sinergi kita bisa menghadapi tantangan yang muncul,” kata Prabowo.
Dialog dilakukan secara tertutup dalam suasana yang disebut berlangsung “dari hati ke hati”. Para pimpinan ormas menyampaikan pandangan mereka terkait situasi nasional pasca demonstrasi.
Beberapa peserta menilai jalan dialog merupakan langkah terbaik ketimbang penyelesaian dengan cara-cara anarkis.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menyatakan harapannya agar pertemuan ini dilanjutkan di Istana Negara dengan format lebih luas.
“Kami berharap ada tindak lanjut yang lebih konkret untuk memperkuat komitmen bersama menghadapi tantangan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Nasrullah Larada dari KB PII menilai dialog dengan Presiden Prabowo merupakan sinyal positif bagi penyelesaian masalah.
“Kami mendukung langkah Presiden untuk menjaga situasi kondusif. Jalan dialog adalah solusi terbaik,” katanya.
Selain membahas demonstrasi yang ricuh, pertemuan juga menyoroti pentingnya menjaga suasana aman dan kondusif menjelang sejumlah agenda politik nasional.
Presiden Prabowo meminta ormas Islam untuk turut meredam potensi konflik di masyarakat serta memberikan masukan terkait penanganan unjuk rasa di masa mendatang.
Pertemuan di Hambalang ini dipandang sebagai upaya pemerintah menjalin komunikasi langsung dengan elemen strategis umat Islam. Dengan melibatkan 16 ormas besar, pemerintah berharap tercipta sinergi dalam menjaga persatuan dan stabilitas nasional.
Daftar lengkap 16 ormas Islam yang hadir:
Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Hidayatullah
Al Irsyad Al Islamiyah
Persatuan Islam (Persis)
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII)
AQL
Mathalul Anwar
Syarikat Islam
Al Wasliyah
Wahdah Islamiyah
Persatuan Umat Islam (PUI)
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)
Al Ittihadiyan
Dengan melibatkan organisasi-organisasi tersebut, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah terbuka untuk mendengar masukan dari berbagai pihak.
Pertemuan ini disebut sebagai langkah awal memperkuat sinergi antara negara dan ormas Islam di tengah dinamika politik dan keamanan nasional.

0Komentar