Menlu AS Marco Rubio menegaskan Palestina tak bisa berdiri sebagai negara tanpa persetujuan Israel, menyebut pengakuan Eropa sebagai langkah kontraproduktif. (Chip Somodevilla/Getty Images)

Amerika Serikat kembali menegaskan posisi kerasnya dalam isu Palestina. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan bahwa pembentukan negara Palestina tidak akan pernah terjadi tanpa persetujuan resmi dari Israel.

“Tidak satu pun dari negara-negara itu memiliki kemampuan untuk menciptakan negara Palestina,” ujar Rubio dalam wawancara dengan Fox Radio, Kamis (31/7), merespons langkah sejumlah negara Barat yang belakangan memberikan pengakuan simbolik terhadap kemerdekaan Palestina.

Rubio menyampaikan sikap ini tak lama setelah Spanyol, Irlandia, dan Norwegia mengumumkan pengakuan resmi mereka terhadap Palestina sebagai bentuk protes atas agresi militer Israel di Gaza.

Menurut Rubio, langkah seperti itu tidak hanya tidak berdampak nyata, tetapi juga berisiko memperburuk situasi. Ia menyebut pengakuan sepihak itu sebagai tindakan yang “tidak relevan” dan “kontraproduktif,” karena dapat merusak peluang negosiasi damai dan memberi ruang lebih luas bagi kelompok seperti Hamas untuk menjalankan propaganda.

“Mereka bahkan tidak bisa menjelaskan di mana negara Palestina itu berada, atau siapa yang akan memerintahnya,” lanjut Rubio, mempertanyakan kejelasan dari konsep negara Palestina yang diusung dalam pengakuan tersebut.

Pernyataan Rubio muncul di tengah gelombang tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan operasi militernya di Jalur Gaza. 

Serangan udara dan darat yang terus berlanjut selama beberapa bulan terakhir telah memicu kecaman global, bersamaan dengan meningkatnya dukungan terhadap solusi dua negara yang dianggap lebih adil dan berkelanjutan.

Meski begitu, pemerintahan Presiden Donald Trump tetap berdiri di sisi Israel. Washington menolak pengakuan unilateral atas negara Palestina dan menegaskan bahwa perdamaian hanya bisa tercapai melalui kesepakatan langsung antara Israel dan Palestina.

“Tidak akan ada negara Palestina kecuali Israel menyetujuinya,” tegas Rubio, memperkuat posisi resmi pemerintahan saat ini yang tidak bergeser dari garis kebijakan pro-Israel sejak Trump kembali menjabat.

Langkah pengakuan simbolik oleh negara-negara Eropa dalam beberapa bulan terakhir dinilai sebagai tekanan politik terhadap Tel Aviv, tetapi belum mengubah peta diplomatik global secara substansial.

AS, sebagai pemain kunci dalam peta perundingan Timur Tengah, tetap menjadi penentu arah kebijakan. Di bawah kepemimpinan Trump dan Rubio, Washington mengirim sinyal tegas bahwa tanpa restu Israel, peta jalan menuju negara Palestina tak akan pernah terbuka.