ICBP bukukan laba Rp5,54 triliun di semester I-2025, melonjak 56% meski ekonomi lesu. Indomie tetap mendominasi pasar saat daya beli melemah. (Ist)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), produsen Indomie, mencatat lonjakan laba bersih 56,5% menjadi Rp5,54 triliun pada semester I-2025, naik signifikan dari Rp3,54 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Kinerja impresif ini tercapai meskipun kondisi ekonomi masih penuh tekanan dan daya beli masyarakat cenderung melemah. Alih-alih melambat, ICBP justru melaju kencang di tengah tantangan makro.

Kenaikan tajam ini sebagian besar dipicu oleh penurunan signifikan kerugian selisih kurs dari aktivitas pendanaan. Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bergerak liar, dampaknya terhadap neraca keuangan ICBP tahun ini jauh lebih jinak.

ICBP juga tetap mencetak pertumbuhan penjualan meski konsumsi rumah tangga nasional sedang melambat. Pendapatan neto konsolidasi tercatat Rp37,60 triliun, naik tipis dari Rp36,96 triliun tahun lalu.

Namun, beban bahan baku tak bisa dihindari. Laba kotor ICBP menyusut 6,1% menjadi Rp13,12 triliun, sedangkan laba usaha turun 5% ke Rp8,48 triliun. Margin usaha masih cukup kokoh di level 22,5%. Sementara itu, laba inti yang mencerminkan performa operasional murni ikut tertekan ke Rp5,37 triliun.

Di tengah berbagai tekanan eksternal, CEO ICBP Anthoni Salim menyatakan perusahaan tidak mengendurkan strategi. Inovasi produk dan efisiensi operasional jadi dua kunci untuk menjaga pertumbuhan tetap berlanjut.

"Kami tetap berkomitmen memperluas jangkauan produk, memperkuat efisiensi biaya, dan menjaga keseimbangan antara volume dan profitabilitas," kata Anthoni dalam siaran pers.

Ia juga menyebut perusahaan terus memantau dinamika global, mulai dari fluktuasi harga komoditas hingga ketegangan dagang yang bisa memengaruhi jalur distribusi dan permintaan ekspor.

Di sisi neraca, posisi keuangan perusahaan masih solid. Total aset naik menjadi Rp132 triliun per akhir Juni 2025 dari Rp126 triliun pada akhir tahun lalu. Ekuitas tumbuh ke Rp69,5 triliun, sementara liabilitas tercatat sebesar Rp62,5 triliun.

Yang mencolok adalah efisiensi keuangan. Beban bunga dan pembiayaan turun drastis 66% menjadi Rp1,29 triliun. Ini menjadi salah satu motor utama kenaikan laba bersih yang signifikan.

Induk usaha ICBP, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), juga melaporkan hasil gemilang. Laba bersih naik 51% menjadi Rp5,84 triliun, dengan pendapatan tumbuh 4% ke Rp59,84 triliun. Margin operasional tetap sehat di kisaran 19,5%.