BMW Group Indonesia hormati putusan pengadilan usai kalah sengketa merek M6 melawan BYD. Gugatan ditolak karena prosedural, BMW siapkan langkah hukum lanjutan. (pexels)

BMW Group Indonesia akhirnya buka suara usai kalah dalam sengketa merek dagang M6 melawan produsen mobil listrik China, BYD, di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat (PN Jakpus). 

Putusan yang dijatuhkan pada 25 Juni 2025 ini memukul mundur gugatan BMW, yang dianggap tidak memenuhi syarat prosedural. 

Meski begitu, raksasa otomotif Jerman ini menegaskan tetap menghormati keputusan pengadilan sambil mempersiapkan langkah strategis berikutnya. 

Lalu, apa arti kekalahan ini bagi BMW, dan bagaimana dampaknya terhadap persaingan di pasar otomotif Indonesia?

Keputusan pengadilan berbunyi tegas: gugatan BMW dengan nomor perkara 19/Pdt.Sus-HKI/Merek/2025/PN Niaga Jkt.Pst, yang diajukan sejak 26 Februari 2025, dinyatakan tidak dapat diterima. 

BMW bahkan dihukum membayar biaya perkara sebesar Rp1.070.000. Alasan penolakan, menurut putusan, adalah belum dihadirkannya semua pihak yang relevan, sehingga pengadilan belum bisa memproses substansi klaim pelanggaran merek yang diajukan BMW terhadap BYD. 

Artinya, meski gugatan ditolak, isu pelanggaran merek M6 belum sepenuhnya selesai.

Jodie O'Tania, Director of Communication BMW Group Indonesia, langsung merespons putusan ini dalam pernyataan resminya kepada Bloomberg Technoz pada Kamis, 3 Juli 2025. 

"Kami menghormati putusan pengadilan yang murni berdasarkan pertimbangan prosedural. Penting untuk dicatat, pengadilan belum menilai substansi dari klaim pelanggaran merek tersebut," ujar Jodie. 

Dia menegaskan bahwa BMW sedang menelaah putusan secara cermat untuk menentukan langkah hukum berikutnya sesuai ketentuan prosedural.

BMW, yang telah mengukuhkan posisinya sebagai raksasa otomotif dengan pangsa pasar premium di Indonesia, menegaskan komitmennya melindungi kekayaan intelektual. 

Merek M6, menurut Jodie, bukan sekadar nama, melainkan simbol inovasi, performa, dan kepemimpinan desain yang telah dibangun BMW selama puluhan tahun. 

"Kami selalu menjunjung tinggi standar tertinggi dalam melindungi brand dan kekayaan intelektual, sekaligus mencerminkan tanggung jawab jangka panjang kepada pelanggan dan mitra kami di seluruh dunia," tambahnya.

Kekalahan ini menjadi pukulan bagi BMW, terutama di tengah persaingan ketat dengan BYD yang sedang melonjak di pasar mobil listrik Indonesia. 

BYD, yang kini sah menggunakan nama M6 untuk produknya, berhasil memanfaatkan celah hukum dengan mendaftarkan "BYD M6" sebagai merek, sementara BMW hanya memiliki hak atas "M6". 

Diskusi di platform X mencerminkan pandangan publik, dengan akun seperti @rodadotco menyebut BYD cerdik memanfaatkan "loop hole" ini. 

Postingan terkait putusan ini, seperti yang diunggah @tempodotco, bahkan telah dilihat lebih dari 16.000 kali, menandakan tingginya perhatian publik terhadap sengketa ini.

Meski kalah di putaran awal, BMW tampaknya belum menyerah. Pernyataan Jodie menunjukkan bahwa perusahaan ini tengah mempersiapkan strategi hukum untuk menantang kembali BYD. 

Langkah ini sejalan dengan pendekatan global BMW, yang sebelumnya juga menggugat BYD di Brasil terkait nama "Dolphin Mini" dan di Chile soal merek Mini. 

Dengan nilai merek global BMW yang diperkirakan mencapai US$24,4 miliar pada 2024 berdasarkan laporan Interbrand, tak heran jika perusahaan ini getol melindungi identitasnya.

Bagi pasar otomotif Indonesia, sengketa ini menyoroti persaingan sengit antara merek tradisional seperti BMW dan pendatang baru seperti BYD, yang sedang kebut mempopulerkan mobil listrik dengan harga kompetitif. 

Penolakan gugatan BMW bisa memberikan angin segar bagi BYD untuk terus memperluas pasarnya di Indonesia, yang pada 2024 mencatat penjualan mobil listrik melonjak 65% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Namun, bagi BMW, kekalahan ini bukan akhir perjalanan. Dengan sumber daya hukum dan finansial yang kuat, perusahaan asal Jerman ini kemungkinan besar akan kembali dengan strategi lebih matang. 

Pertanyaan besarnya kini: akankah BMW berhasil merebut hak atas M6, atau BYD yang terus melaju di pasar mobil listrik akan semakin sulit dikalahkan? Yang jelas, pertarungan di ranah hukum dan pasar otomotif masih jauh dari usai.