Sebuah studi mengungkap bahwa 10% individu terkaya di dunia bertanggung jawab atas dua pertiga pemanasan global sejak 1990, dengan 1% elit global menyumbang emisi 26 kali lebih besar dari rata-rata. (Tim Van Der Kuip/Unsplash)

Sebuah studi mutakhir yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change mengungkapkan bahwa 10% individu terkaya di dunia bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga dari pemanasan global yang terjadi sejak tahun 1990. Kelompok ini, yang terdiri dari individu dengan pendapatan tahunan lebih dari €42.980, memiliki jejak karbon yang sangat besar akibat gaya hidup mewah dan investasi mereka yang intensif karbon.

Penelitian yang dipimpin oleh Sarah Schöngart dari ETH Zurich ini menunjukkan bahwa emisi dari 10% orang terkaya di Amerika Serikat dan Tiongkok—dua negara penyumbang hampir setengah dari polusi karbon global—telah menyebabkan peningkatan dua hingga tiga kali lipat dalam kejadian panas ekstrem di wilayah-wilayah yang rentan, seperti Amazon, Asia Tenggara, dan Afrika bagian selatan.

Lebih lanjut, studi ini mengungkapkan bahwa 1% individu terkaya di dunia menyumbang sekitar 20% dari pemanasan global yang diamati sejak 1990, dengan kontribusi emisi karbon 26 kali lebih besar dibandingkan rata-rata global. 

Kontribusi mereka secara signifikan terkait dengan peningkatan kejadian panas ekstrem yang sebelumnya terjadi sekali dalam seabad serta kekeringan berkepanjangan di wilayah Amazon.

Ketimpangan Emisi dan Dampaknya

Studi ini juga menyoroti ketimpangan emisi karbon secara global. Sementara 10% orang terkaya bertanggung jawab atas dua pertiga pemanasan global, 50% populasi termiskin hanya menyumbang sebagian kecil dari emisi tersebut. Jika emisi karbon global mencerminkan tingkat emisi dari 50% populasi termiskin, kenaikan suhu global akan jauh lebih minimal.

Selain itu, gaya hidup mewah seperti penggunaan jet pribadi dan perjalanan wisata eksklusif juga berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon. Sebagai contoh, sebuah tur VIP global yang ditawarkan oleh Disney menghasilkan emisi sebesar 6,2 ton CO2 per tamu, melebihi jejak karbon tahunan rata-rata individu di negara berpenghasilan rendah.

Kebijakan dan Tindakan yang Diperlukan

Para peneliti menekankan perlunya kebijakan iklim yang lebih adil untuk mengatasi ketimpangan ini. Mereka merekomendasikan penerapan pajak atas kekayaan dan investasi yang intensif karbon, serta skema pembiayaan iklim untuk mendukung tindakan iklim yang setara. 

Langkah-langkah ini tidak hanya akan mengurangi emisi dari kelompok terkaya tetapi juga membantu negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh perubahan iklim.

Studi ini memberikan bukti kuat bahwa tindakan iklim yang efektif harus mencakup pengurangan emisi dari kelompok berpendapatan tinggi. Tanpa intervensi yang tepat, ketimpangan emisi ini akan terus memperburuk dampak perubahan iklim, terutama bagi populasi yang paling rentan di dunia.