![]() |
Singapura dinobatkan sebagai negara terkaya di dunia versi IMF April 2025 berdasarkan PDB per kapita PPP, mengungguli AS, Swiss, dan China. (Getty Images/Marcus Lindstrom) |
Fenomena menarik terjadi dalam daftar negara terkaya dunia—sebuah negara kecil di Asia Tenggara berhasil menduduki posisi puncak, melampaui negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Swiss. Prestasi ini menjadi sorotan karena menantang asumsi umum bahwa kekuatan ekonomi dunia hanya berasal dari negara besar.
Secara global, status kaya atau miskin suatu negara biasanya diukur melalui indikator ekonomi, terutama Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan definisi dari Badan Pusat Statistik (BPS), PDB adalah jumlah seluruh nilai tambah yang diciptakan oleh unit-unit usaha dalam suatu negara, atau total nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh perekonomian nasional.
Salah satu cara mengukur kemakmuran negara adalah melalui PDB per kapita. Indikator ini menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu periode tertentu, dan sering digunakan untuk mengukur kesejahteraan serta kekuatan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi PDB per kapita, semakin besar pula potensi pembangunan dan taraf hidup masyarakat di negara tersebut.
Penting juga untuk memperhatikan metode penghitungan berdasarkan purchasing power parity (PPP), atau paritas daya beli, yang memperhitungkan perbedaan harga antar negara. Metode ini memberikan gambaran yang lebih akurat terkait standar hidup dan daya beli masyarakat.
Dana Moneter Internasional (IMF) merilis data terbaru pada April 2025 yang menunjukkan daftar negara terkaya berdasarkan PDB per kapita versi PPP.
Yang cukup mengejutkan, negara dengan PDB per kapita tertinggi bukanlah China ataupun negara-negara Barat, melainkan sebuah negara kecil yang berlokasi di Asia Tenggara. Amerika Serikat pun hanya berada pada posisi kesepuluh.
Dalam data terbaru IMF tersebut, Singapura tercatat sebagai negara terkaya di dunia berdasarkan PDB per kapita PPP. Negara yang berada tidak jauh dari Indonesia ini mencatat nilai sebesar US$156.755 per kapita, atau setara dengan Rp2,57 miliar (dengan asumsi nilai tukar Rp16.430 per US$1). Angka ini mencerminkan tingginya pendapatan dan standar hidup masyarakat Singapura, sekaligus menunjukkan keberhasilan strategi ekonomi mereka.
Sebaliknya, negara dengan peringkat terendah dalam daftar adalah Sudan Selatan. Negara yang baru merdeka pada 2011 ini memiliki PDB per kapita PPP sebesar US$716, menjadikannya negara termiskin di dunia menurut indikator ini.
Sudan Selatan menghadapi tantangan serius dalam sektor ekonomi dan pembangunan, antara lain konflik internal berkepanjangan, kondisi politik yang tidak stabil, dan infrastruktur yang minim. Dari sekitar 15 juta penduduknya, lebih dari 60% diperkirakan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Selain itu, sektor pertanian tradisional yang menjadi tulang punggung ekonomi banyak warga juga terdampak oleh kondisi iklim ekstrem dan kekerasan antarkelompok.
Dengan melihat data ini, kita dapat memahami bahwa ukuran geografis atau jumlah penduduk bukanlah satu-satunya penentu kemakmuran sebuah negara. Faktor kebijakan ekonomi, stabilitas, dan pengelolaan sumber daya juga memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat
0Komentar