Menuju dunia multi-mata uang: emas, kripto, dan yuan gantikan dolar?

.

Dominasi dolar AS dalam sistem keuangan global mulai digeser oleh emas, aset kripto, dan mata uang lokal seperti yuan. (David McBee)


Dominasi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang utama dunia perlahan mulai digeser. Sejumlah negara kini mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap dolar AS dan mengalihkan fokus ke bentuk aset lainnya seperti emas, mata uang lokal, hingga aset digital. Langkah ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran global atas dominasi dolar di tengah kebijakan ekonomi AS yang dinilai terlalu agresif.

Kebijakan seperti pemberlakuan tarif perdagangan yang dimulai sejak era Presiden Donald Trump menimbulkan ketidakpastian yang mendorong banyak negara untuk mengamankan kestabilan ekonomi mereka. 

Mengutip data dari Watcher Guru, tren global menunjukkan arah menuju sistem keuangan multipolar. Negara-negara kini lebih berhati-hati dan berusaha melakukan diversifikasi cadangan devisa mereka demi mengurangi risiko yang timbul dari eksposur tunggal terhadap dolar AS.

1. Negara-negara Meningkatkan Kepemilikan Emas

Harga emas dunia belakangan ini terus mencetak rekor baru. Kenaikan tersebut sebagian besar dipicu oleh langkah negara-negara besar yang aktif meningkatkan cadangan emas mereka. Tiongkok dan India menjadi contoh utama yang melakukan pembelian besar-besaran emas untuk memperkuat ketahanan ekonomi mereka. 

Emas dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang tetap stabil meski kondisi pasar global bergejolak. Kebijakan ini juga menjadi bentuk antisipasi terhadap dampak ekonomi dari kebijakan dagang AS yang kerap memicu gejolak.

2. Aset Digital Menjadi Alternatif Cadangan

Selain logam mulia, sejumlah negara mulai menunjukkan minat terhadap aset digital, khususnya mata uang kripto seperti Bitcoin. Aset ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi serta dapat memberikan diversifikasi cadangan yang lebih luas. 

Meski volatilitasnya tinggi, kripto mulai dilirik sebagai bentuk perlindungan baru terhadap dominasi dolar AS dalam sistem keuangan internasional. Upaya ini menunjukkan adanya pencarian bentuk kestabilan ekonomi baru dalam tatanan global yang semakin kompleks.

3. Promosi Mata Uang Lokal dalam Perdagangan

Beberapa negara besar seperti Rusia dan Tiongkok telah cukup lama mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dalam perdagangan internasional. Rubel dan yuan semakin sering digunakan dalam transaksi bilateral, menggantikan peran dolar. 

Negara-negara lain mulai mengikuti jejak ini dengan mengadopsi penggunaan mata uang lokal seperti euro atau bahkan mata uang negara mitra dagang masing-masing. Tujuan utamanya adalah mengurangi ketergantungan terhadap fluktuasi dolar dan memberikan kendali lebih besar terhadap kebijakan moneter domestik mereka.

Langkah-langkah tersebut menjadi bukti bahwa sistem keuangan global sedang mengalami pergeseran. Negara-negara mulai membentuk strategi baru untuk memperkuat stabilitas ekonomi mereka dan menciptakan sistem yang tidak lagi terlalu bergantung pada satu mata uang dominan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama