![]() |
| Vladimir Putin. | Kremlin.ru/Wikimedia Commons |
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bersedia memberikan jaminan tertulis bahwa Moskwa tidak akan menyerang negara-negara Eropa. Pernyataan itu disampaikan pada Kamis di sela-sela KTT Collective Security Treaty Organization (CSTO) di Bishkek, Kyrgyzstan, setelah sejumlah negara Barat menuding Rusia memiliki rencana ekspansi militer.
Putin menyebut tuduhan tersebut sebagai “kebohongan” dan “omong kosong”, namun tetap menegaskan bahwa Ukraina harus menarik pasukan dari seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk sebagai syarat penghentian perang.
Putin menyebut proposal perdamaian yang didukung Amerika Serikat dapat menjadi “dasar untuk kesepakatan di masa depan”, tetapi menegaskan kembali bahwa penarikan pasukan Ukraina dari Donetsk dan Luhansk adalah prasyarat utama. Ia menegaskan Rusia akan menghentikan operasi militer jika Kyiv mundur dari wilayah tersebut.
“Pasukan Ukraina harus menarik diri dari wilayah yang saat ini mereka kuasai—maka pertempuran akan berhenti. Jika mereka tidak mundur, kami akan mencapai ini dengan cara militer,” ujar Putin kepada wartawan.
Ukraina segera menolak syarat tersebut. Kepala Staf Presiden Andriy Yermak mengatakan kepada The Atlantic bahwa tidak ada ruang kompromi terkait integritas wilayah.
“Selama Zelenskyy menjadi presiden, jangan ada yang mengharapkan kami menyerahkan wilayah,” ucapnya, menegaskan bahwa konstitusi Ukraina melarang penyerahan tanah.
Tawaran jaminan tertulis dari Rusia langsung memicu skeptisisme. Negara-negara Barat mengingatkan sejumlah komitmen yang pernah dilanggar Moskwa, termasuk serangkaian bantahan sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022 serta aneksasi Krimea pada 2014.
Rusia juga menjadi penandatangan Budapest Memorandum 1994, yang berisi komitmen menghormati kedaulatan Ukraina sebagai imbalan atas pelepasan arsenal nuklir Kyiv.
Di sisi lain, proses negosiasi terus bergerak. Utusan khusus Amerika Serikat Steve Witkoff dijadwalkan mengunjungi Moskwa pekan depan untuk membahas usulan perdamaian, termasuk isu sensitif mengenai status Krimea dan wilayah lain yang kini dikuasai Rusia secara de facto. Putin sebelumnya menyebut Rusia menunggu kedatangan delegasi AS “pada paruh pertama minggu depan”.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengonfirmasi bahwa delegasi Ukraina dan Amerika Serikat akan bertemu pekan ini untuk memfinalisasi kerangka yang dibahas di Jenewa terkait formula perdamaian serta jaminan keamanan bagi Kyiv.

0Komentar