Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan dari pengusaha dan filantropis Michael Bloomberg beserta delegasinya di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (18/11/2025) sore. | Biro Setpres


Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan pendiri Bloomberg LP, Michael Bloomberg, di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (18/11/2025). Pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam dalam format makan siang itu membahas sejumlah agenda strategis, mulai dari penguatan sumber daya manusia (SDM) hingga penjajakan kerja sama antara Danantara dan trust fund milik Bloomberg. 

Agenda tersebut dibahas bersama CEO Danantara Rosan Roeslani dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Diskusi difokuskan pada upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, dan sanitasi. 

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebutkan pertemuan tersebut menjadi ruang bagi kedua pihak untuk meninjau peluang kolaborasi jangka panjang dalam pengembangan kapasitas masyarakat. Pertemuan ini sekaligus melanjutkan komunikasi antara Prabowo dan Bloomberg setelah keduanya bertemu di New York pada September 2025.

Rosan menjelaskan, pembahasan juga meliputi penjajakan kerja sama antara trust fund Bloomberg dan Danantara yang bergerak di bidang edukasi, kesehatan publik, dan sanitasi. Ia menegaskan bahwa rencana tersebut masih berada pada tahap awal dan membutuhkan pembahasan lanjutan di tingkat teknis. 

“Bagaimana juga kerja sama antara dana trust fund mereka dengan Danantara trust fund di bidang edukasi dan kesehatan, termasuk sanitasi, juga dibicarakan,” ujar Rosan dalam keterangannya, merujuk pada laporan Antara.

Selain fokus pada pembangunan SDM, pertemuan turut menyinggung isu kesehatan publik. Bloomberg, yang pernah menjabat Wali Kota New York periode 2002–2014, membagikan pengalamannya dalam merumuskan kebijakan kesehatan kota, termasuk kebijakan larangan merokok di restoran. 

“Dia mencontohkan ketika dia menjadi Wali Kota di New York, untuk rokok itu dia memberlakukan di restoran itu tidak boleh, begitu karena kesehatan,” kata Rosan.

Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa diskusi juga bergerak pada isu ekonomi dan energi, termasuk investasi, hilirisasi, dan energi baru terbarukan. Menurutnya, sejumlah topik tersebut penting untuk mendorong nilai tambah ekonomi nasional. 

“Ada beberapa tema yang dibahas: investasi, hilirisasi, energi baru terbarukan, itu tema umumnya,” ujar Bahlil dalam penjelasan yang dikutip dari Tempo.

Bloomberg turut menyoroti potensi kolaborasi dalam konservasi laut, yang disebut sejalan dengan prioritas pemerintah untuk memperluas kerja sama internasional dalam isu keberlanjutan. 

Beberapa media melaporkan bahwa pembahasan ini menjadi bagian dari dialog yang lebih luas terkait pengelolaan lingkungan dan dukungan terhadap program nasional yang bergerak pada bidang konservasi.

Pertemuan di Istana tersebut memperluas ruang koordinasi antara pemerintah Indonesia dan Bloomberg Philanthropies sekaligus membuka peluang kerja sama lintas sektor. 

Sejauh ini, pembahasan akan ditindaklanjuti oleh tim teknis Danantara dan pihak Bloomberg untuk menentukan bentuk kemitraan yang memungkinkan, khususnya dalam bidang kesehatan, edukasi, dan penguatan kapasitas masyarakat.