Mentan segel 250 ton beras ilegal asal Thailand yang masuk lewat Sabang, Aceh. Penyegelan dilakukan setelah Kementan menemukan impor tanpa izin pusat di tengah stok nasional yang melimpah. | Istimewa

Kementerian Pertanian menyegel 250 ton beras impor ilegal asal Thailand yang masuk melalui Pelabuhan Sabang, Aceh, pada Minggu (23/11) malam. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa beras tersebut tiba tanpa izin pemerintah pusat, melanggar instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan larangan impor beras di tengah stok nasional yang melimpah. Beras itu ditemukan tersimpan di gudang milik PT Multazam Sabang Group.

Dalam keterangannya, Amran menjelaskan laporan diterima sekitar pukul 14.00 WIB pada Minggu siang. “Ada beras masuk di Sabang, 250 ton, tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat,” ujarnya di Jakarta. 

Ia kemudian menghubungi Kapolda Aceh, Kabareskrim Polri, serta Pangdam untuk melakukan penyegelan gudang perusahaan yang diduga menjadi importir.

Indikasi perencanaan sejak awal

Kementan menemukan sejumlah kejanggalan dalam proses masuknya beras tersebut. Beras yang tiba pada 16 November 2025 baru dibongkar pada 22 November. Selain itu, izin ekspor dari Thailand tercatat terbit sebelum rapat koordinasi di Jakarta digelar pada 14 November, padahal permohonan impor telah ditolak dalam risalah rapat.

“Rapatnya tanggal 14 di Jakarta, tetapi izinnya dari Thailand sudah keluar. Berarti ini sudah direncanakan,” kata Amran. Ia menegaskan bahwa Sabang memang berstatus Kawasan Perdagangan Bebas, tetapi seluruh aktivitas impor tetap harus mengikuti kebijakan nasional dan memperoleh persetujuan pemerintah pusat.

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, meminta pemerintah menindak tegas pihak yang terlibat. “Kami menanyakan ke Pak Menteri mengenai 250 ton impor beras dari Thailand. Pemerintah sudah mencanangkan bahwa tidak ada lagi impor beras karena kita sudah swasembada,” ujarnya di Gedung DPR RI, Senin (24/11).

Produksi nasional melimpah

Amran kembali menegaskan bahwa tidak ada urgensi impor beras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi beras Januari–Desember 2025 diproyeksikan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 13,54 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Neraca beras memproyeksikan stok hingga awal 2026 mencapai 12,89 juta ton, termasuk Cadangan Beras Pemerintah di Bulog.

“Stok beras Indonesia cukup, bahkan diperkirakan akhir tahun ini berada di titik tertinggi,” ujar Amran dalam keterangan terpisah.

Pemerintah juga tengah memeriksa dugaan masuknya beras ilegal serupa di Batam. Adapun 250 ton beras di Sabang akan tetap disegel sampai proses hukum selesai. “Beras ini tidak akan dikeluarkan sebelum penyelidikan tuntas,” kata Amran.