Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) dengan mencopot Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setelah hampir sembilan tahun menjabat. Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ditunjuk sebagai pengganti.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Jakarta.
“Presiden telah memutuskan untuk mengganti Menteri Keuangan. Terima kasih atas dedikasi Ibu Sri Mulyani selama ini,” ujar Prasetyo.
Selain Sri Mulyani, reshuffle kali ini juga mencakup empat posisi lain. Presiden mengganti Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, serta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. Pemerintah juga melantik Menteri Haji dan Umrah seiring perubahan nomenklatur dari Badan Pengelola Haji menjadi kementerian.
Pengumuman pergantian Sri Mulyani langsung direspons negatif oleh pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,28% ke level 7.766, sementara rupiah melemah 0,38% ke Rp16.320 per dolar AS. Saham-saham sektor perbankan dan keuangan menjadi yang paling tertekan.
Sejumlah analis menilai penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor atas hilangnya figur yang selama ini dianggap sebagai penopang kredibilitas fiskal Indonesia.
“Pasar sangat menghargai kehadiran Sri Mulyani karena kredibilitas dan jejaring globalnya. Penggantinya harus segera membangun kepercayaan agar tekanan pasar tidak semakin dalam,” kata Roby Rushandie, ekonom dari The Prakarsa.
Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menjabat sebagai Kepala LPS sejak September 2020. Ia juga pernah menjadi Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi di Kementerian Koordinator Perekonomian. Masa jabatannya di LPS sebenarnya berakhir pada bulan ini, sebelum kemudian dipilih Presiden untuk mengisi pos strategis di Kementerian Keuangan.
Meski dikenal sebagai ekonom yang dekat dengan kalangan teknokrat, sejumlah pengamat menyoroti pengalamannya yang lebih banyak di sektor keuangan ketimbang fiskal negara.
“Ini bisa menjadi pekerjaan rumah besar, mengingat kondisi anggaran saat ini penuh tekanan,” ujar Mohamad Fadhil Hasan dari INDEF.
Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 2016 di era Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Presiden Prabowo. Sebelumnya, ia juga pernah menduduki jabatan yang sama pada 2005–2010 di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum kemudian bergabung dengan Bank Dunia.
Nama Sri Mulyani beberapa kali menjadi sorotan publik. Pada Januari 2024, sempat beredar isu pengunduran dirinya yang dibantah langsung oleh staf khusus Kementerian Keuangan. Rumor serupa muncul pada Maret 2025 dan menyebabkan IHSG turun lebih dari 6%, sebelum pasar kembali pulih.
Topik pergantian Sri Mulyani menjadi trending di media sosial X (Twitter) dengan lebih dari 4.800 kicauan hingga Senin sore. Banyak warganet menyoroti dampak reshuffle terhadap pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.
Hingga berita ini diturunkan, Sri Mulyani belum memberikan pernyataan resmi terkait pencopotannya.

0Komentar