Shopee buka suara terkait insiden pengemudi ShopeeFood yang diserang pelanggan dan aksi massa ojol di Sleman. (Reuters)

Shopee akhirnya angkat bicara soal insiden ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang menggeruduk rumah pelanggan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Kejadian ini bermula pada 3 Juli 2025 ketika pengemudi ShopeeFood berinisial AD dan pacarnya, AN, diserang oleh pelanggan bernama Takbirdha Tsalasiwi Wartyana (T) usai terjadi keterlambatan pengiriman pesanan makanan selama lima menit. 

Keterlambatan itu disebut terjadi karena AD menangani dua pesanan sekaligus di tengah lalu lintas macet akibat kirab budaya di kawasan Jalan Godean.

Tak lama setelah kejadian, situasi memanas. Pada malam 4 Juli hingga dini hari 5 Juli 2025, ratusan driver ojol datang ke rumah pelanggan di Sidoarum, Godean, sebagai bentuk solidaritas. 

Massa sempat memadati area sekitar rumah T, bahkan terjadi dua kali penggerudukan. Aksi tersebut berkembang menjadi kerusuhan, mengakibatkan kerusakan mobil polisi dan laporan serangan terhadap warga setempat. 

Polisi memastikan T sudah diamankan sebelum massa tiba, namun ketegangan terlanjur meluas hingga membuat pihak keamanan turun tangan lebih serius.

Polresta Sleman langsung bertindak cepat. Tiga tersangka sudah ditangkap, termasuk T sebagai pelaku awal dugaan penganiayaan terhadap AN. 

Dua tersangka lain ditahan atas dugaan perusakan kendaraan dinas milik kepolisian. Polisi juga tengah memburu pelaku lain yang diduga menyerang warga dalam aksi massa tersebut. 

Kapolresta Sleman melalui Kasat Reskrim menegaskan bahwa penanganan dilakukan profesional dan mengimbau semua pihak untuk tidak terprovokasi serta menyerahkan proses ke jalur hukum.

ShopeeFood menyatakan prihatin atas insiden ini. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Saat ini kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendukung proses penyelidikan dan memastikan mitra pengemudi kami yang terdampak mendapatkan dukungan yang diperlukan,” ujar Rizkyandi Ramadhan, Head of Business Development ShopeeFood Indonesia. 

Ia juga menegaskan bahwa Shopee menolak segala bentuk kekerasan dan berkomitmen menjaga ekosistem layanan tetap aman dan nyaman bagi semua pihak.

Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) pun tak tinggal diam. Mereka menyampaikan permintaan maaf atas kerusuhan yang terjadi, bahkan turun langsung membersihkan sisa kerusakan. 

FOYB juga mendorong para pengemudi yang terlibat untuk menyerahkan diri demi mendapatkan keringanan hukuman. 

Mereka menjelaskan bahwa pesanan ganda yang dikelola oleh AD saat kejadian menjadi pemicu keterlambatan, dan pada akhirnya memantik konflik antara mitra ojol dan pelanggan.

Insiden ini menjadi sorotan publik, tak hanya karena melibatkan kekerasan fisik, tapi juga karena menunjukkan potensi eskalasi sosial dari persoalan layanan digital yang seharusnya berjalan praktis. 

Banyak pihak menilai bahwa konflik ini menjadi pelajaran penting dalam tata kelola platform digital dan hubungan antara pengguna dan pekerja lapangan. 

Ke depan, ekosistem layanan antar berbasis aplikasi harus bisa menjamin keamanan dua arah, baik bagi pelanggan maupun mitra, agar insiden serupa tidak berulang dan tidak menjadi preseden buruk dalam ekonomi digital Indonesia.