Anggota Biro Politik dan Negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, di Istanbul, Turki, Rabu (24/4/2024). | AP/Khalil Hamra

Utusan khusus Amerika Serikat Steve Witkoff dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, pada Rabu di Istanbul untuk membahas kelanjutan gencatan senjata di Gaza. Pertemuan ini berlangsung setelah Dewan Keamanan PBB mengesahkan rencana perdamaian Presiden Donald Trump awal pekan ini, namun implementasinya masih tersendat di lapangan.

Pertemuan lanjutan tersebut dilakukan di tengah mandeknya fase pertama gencatan senjata, terutama menyangkut isu pelucutan senjata dan keberadaan sekitar 100–200 pejuang Hamas yang masih berada di jaringan terowongan bawah tanah di Rafah, seperti dilaporkan CNN dan Vox. 

Pemerintah AS sebelumnya mendorong Israel memberi jalur aman bagi kelompok itu ke wilayah yang dikuasai Hamas atau negara ketiga apabila mereka menyerahkan senjata.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak opsi tersebut. Usai pemungutan suara di PBB pada Senin, Netanyahu menyatakan bahwa Israel tetap menargetkan pengusiran Hamas dari Gaza, mengutip laporan Reuters.

Di sisi lain, Hamas juga menolak skema pelucutan senjata. Dalam pernyataannya yang dikutip Jerusalem Post dan FDD, kelompok itu menyebut pelucutan senjata hanya dapat dibahas apabila termasuk pembentukan negara Palestina dan penghentian pendudukan. Hamas juga menolak mandat pasukan internasional yang tercantum dalam resolusi DK PBB.

Pertemuan di Istanbul merupakan yang kedua bagi Witkoff dan al-Hayya. Keduanya pertama kali bertemu pada 9 Oktober di Mesir, beberapa jam sebelum kesepakatan gencatan senjata diteken. Media Middle East Eye dan Anadolu Agency melaporkan bahwa pertemuan tersebut menjadi kunci tercapainya kesepakatan awal, termasuk pertukaran sandera.

Menurut laporan CBS 60 Minutes yang dikutip oleh sejumlah media Israel, Witkoff dan al-Hayya sempat membangun komunikasi personal setelah membahas kehilangan putra masing-masing dalam konflik dan krisis opioid di AS. 

“Ketika keduanya berbicara tentang putra mereka, suasana berubah,” kata penasihat senior Trump, Jared Kushner.

Sementara itu, implementasi rencana perdamaian 20 poin yang dirancang pemerintahan Trump belum bergerak ke fase berikutnya. Hingga saat ini, baik Israel maupun Hamas hanya menyepakati dokumen teknis terkait penghentian tembakan, penarikan pasukan Israel awal, dan pertukaran tahanan. 

Berdasarkan laporan i24 News, Otoritas Palestina mulai melakukan reformasi internal sebagai respons atas peta jalan tersebut, namun belum ada kesepakatan final dari pihak lain.

Gencatan senjata yang sudah berlangsung lima pekan menghasilkan pembebasan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup, ditukar dengan lebih dari 2.000 tahanan Palestina. Namun tanpa kejelasan mengenai status pejuang Hamas yang masih berada di terowongan dan mekanisme pelucutan senjata, proses menuju fase kedua masih tertahan.