![]() |
30 negara Eropa akan bahas dukungan untuk Ukraina. Zelensky tegaskan pentingnya koalisi internasional hadapi ancaman Rusia. (Britannica) |
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa 30 pemimpin dari berbagai negara Eropa dijadwalkan akan menggelar pertemuan penting pada Sabtu (10/5) waktu setempat. Meski tidak merinci siapa saja yang akan hadir atau di mana lokasi pertemuan itu berlangsung, Zelensky menegaskan bahwa negara-negara tersebut merupakan bagian dari koalisi internasional yang dipimpin oleh Inggris dan Prancis.
Koalisi ini selama tiga tahun terakhir memainkan peran sentral dalam mendukung Ukraina, khususnya dalam menghadapi agresi militer Rusia yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
London dan Paris diketahui mendorong pendekatan yang lebih tegas terhadap Moskow, bahkan terbuka terhadap kemungkinan pengerahan pasukan ke Ukraina jika suatu saat terjadi gencatan senjata.
"Kami di Ukraina sedang bersiap untuk menyambut para pemimpin koalisi yang menunjukkan komitmen," ujar Zelensky dalam pernyataannya saat berbicara melalui sambungan video di pertemuan militer yang digelar di Oslo.
Ia menekankan bahwa koalisi tersebut harus cukup kuat, bukan hanya simbolik, agar benar-benar mampu menjamin stabilitas dan keamanan regional.
Menariknya, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak Inggris maupun Prancis terkait rencana pertemuan tersebut. Namun, beberapa negara sudah memberikan sinyal keikutsertaan.
Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre, misalnya, telah menyatakan bahwa dirinya akan ikut serta dalam pertemuan yang akan berlangsung hari Sabtu bersama Presiden Zelensky, serta para pemimpin dari Prancis dan Inggris.
Kantor kepresidenan Finlandia juga mengonfirmasi bahwa Presiden Alexander Stubb akan mengikuti pertemuan secara virtual, setelah diundang langsung oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sementara di sisi lain, Rusia bereaksi keras terhadap wacana pengerahan militer Barat ke wilayah Ukraina pasca-konflik. Moskow menganggap langkah tersebut sebagai provokasi serius yang bisa memicu eskalasi besar, bahkan membuka kemungkinan konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Melihat perkembangan ini, tampak bahwa peta geopolitik Eropa Timur belum menunjukkan tanda-tanda stabil. Pertemuan 30 pemimpin negara tersebut, meskipun belum sepenuhnya terbuka kepada publik, bisa menjadi titik krusial bagi masa depan Ukraina dan keamanan kawasan.
Secara pribadi, langkah Zelensky untuk membangun kekuatan diplomatik lewat aliansi ini merupakan strategi yang cerdas. Di tengah perang yang belum jelas akhirnya, memperkuat jejaring internasional bukan hanya soal dukungan moral, tetapi juga bagian dari kalkulasi strategis untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.
0Komentar