Dolar Singapura terus menguat dan mendekati paritas dengan dolar AS. (Sam Kang Li/Bloomberg)

Sepanjang tahun ini, dolar Singapura (SGD) terus menunjukkan penguatan signifikan. Sejumlah analis memperkirakan nilai tukar SGD berpeluang menyamai dolar Amerika Serikat (AS), atau mencapai paritas 1 SGD = 1 US$. Saat ini, SGD diperdagangkan di kisaran US$1,29. Ini mendekati level tertinggi dalam 10 tahun terakhir, setelah sebelumnya sempat menyentuh 1,28 pada tahun lalu.

 

Christopher Wong, analis mata uang di OCBC, mencatat bahwa sepanjang tahun berjalan, SGD telah terapresiasi sekitar 5,8%. Menurutnya, hal ini didorong oleh pelemahan tajam dolar AS serta mulai redanya ketegangan perdagangan global.

“Penurunan dolar AS banyak dipengaruhi oleh prospek dialog positif antara AS dan China serta harapan terhadap kesepakatan dagang,” ujar Wong kepada Channel News Asia.

Sementara itu, Saktiandi Supaat dari Maybank menilai, tekanan tarif dan melambatnya ekonomi domestik AS turut menekan greenback. “Kami melihat adanya kecenderungan diversifikasi aset dari dolar AS ke mata uang lain, termasuk SGD,” ucapnya. Ia juga menyoroti peran kebijakan moneter Singapura yang cenderung stabil dan kredibel.

Lebih jauh, Saktiandi yang juga anggota parlemen Singapura menyebut, stabilitas makroekonomi negaranya menjadikan SGD sebagai pilihan yang menarik bagi investor, terutama saat ketidakpastian global meningkat. Bahkan, ia menyebut SGD sebagai "safe haven" regional.

“Dengan melemahnya dominasi dolar dan semakin banyaknya investor yang mencari diversifikasi aset berkualitas, kami melihat SGD akan tetap kuat dan bahkan berpotensi terus menguat terhadap dolar AS,” tambahnya.

Maybank memproyeksikan nilai tukar SGD akan mencapai US$1,265 pada akhir 2025. Christopher Wong juga memprediksi penguatan lanjutan SGD akan terjadi, selama ketegangan perdagangan tetap terkendali dan The Fed melonggarkan suku bunga.

Faktor Penguat Dolar Singapura

Ada beberapa faktor utama yang menopang kekuatan SGD:

Surplus Transaksi Berjalan yang Konsisten
Singapura mencatat surplus transaksi berjalan sebesar US$128 miliar pada 2024, atau setara 17,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini mencerminkan kekuatan keuangan eksternal negara tersebut dan posisinya sebagai kreditur bersih di kancah global.

Arus Modal Internasional yang Stabil
Sebagai pusat keuangan global, Singapura terus menjadi tujuan utama aliran dana asing, terutama di tengah meningkatnya ketidakpastian di negara-negara besar.
 


Akankah 1 SGD = 1 US$ Jadi Kenyataan?

Mansoor Mohi-uddin, Kepala Ekonom Bank of Singapore, menyatakan bahwa skenario paritas ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Ia membandingkan dengan franc Swiss yang pernah menyamai dolar pasca-krisis 2008.

“Baik Singapura maupun Swiss memiliki struktur ekonomi yang serupa—kecil, terbuka, dan menjadi pusat keuangan internasional. Kombinasi ini membuat mata uang mereka cenderung menguat dalam jangka panjang,” katanya kepada Bloomberg.

Meski demikian, Mansoor menegaskan bahwa paritas tidak harus muncul karena krisis. Jika surplus berjalan terus kuat dan arus modal tetap besar, SGD akan secara bertahap mendekati paritas terhadap dolar AS.

Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa jarak antara SGD dan USD terus mengecil dalam 10 tahun terakhir—dari 1:1,45 pada 2016 menjadi 1:1,30 pada Mei 2025.
 

Risiko Masih Ada, Tapi Tren Mulai Berubah

Christopher Wong mengingatkan bahwa meski posisi dolar AS mulai terancam, pengaruhnya belum benar-benar surut. Dolar masih menguasai lebih dari 50% cadangan devisa global dan menjadi alat utama perdagangan internasional. Likuiditas pasar obligasi AS pun masih belum bisa disaingi.

Namun, proteksionisme yang meningkat dari AS justru membuat sebagian pelaku pasar mulai mengalihkan portofolionya ke wilayah Asia, termasuk Singapura. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi dominasi dolar.
 

Paritas SGD-USD Adalah Simbol Pergeseran Kuasa Finansial

Jika SGD benar-benar menyamai USD, ini bukan sekadar soal mata uang. Ini mencerminkan pergeseran kepercayaan global terhadap kekuatan ekonomi. Di satu sisi, Singapura mewakili stabilitas, keterbukaan, dan disiplin fiskal. Sementara di sisi lain, AS mulai kehilangan daya tariknya akibat gejolak politik, defisit anggaran, dan arah kebijakan yang tidak menentu.

Apakah SGD akan benar-benar menyamai dolar? Tidak ada yang bisa memastikan. Namun arah pergerakan dan tren global menunjukkan bahwa dunia sedang menyusun ulang peta kekuatan finansial internasional.