Bill Gates akan menyumbangkan 99% kekayaannya dan menutup Yayasan Gates pada 2045, menghabiskan $200 miliar demi program kemanusiaan. (Techcrunch)

Sebuah keputusan besar diumumkan oleh Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi terkemuka dunia. Ia menyatakan bahwa Yayasan Gates akan berhenti beroperasi dalam waktu dua dekade ke depan.

Dalam unggahan terbarunya di situs pribadi Gates Notes, Gates menyebut bahwa yayasan yang ia dirikan akan menghabiskan seluruh dana filantropi dalam waktu 20 tahun, kemudian ditutup secara permanen.

Keputusan ini diambil bersamaan dengan sejumlah momen penting dalam hidupnya: ulang tahun ke-25 Yayasan Gates, usia Microsoft yang kini 50 tahun, dan dirinya yang akan berusia 70 pada Oktober mendatang.

Bill Gates mengatakan bahwa ia ingin menyumbangkan 99% dari kekayaan pribadinya ke dalam yayasan tersebut. Perkiraannya, total dana yang akan dialokasikan bisa mencapai lebih dari $200 miliar selama dua dekade ke depan.

Ini adalah langkah yang mengejutkan sekaligus monumental. Bila semua berjalan sesuai rencana, sumbangan Gates akan menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah filantropi AS, hanya kalah dari kontribusi Warren Buffett, yang juga dikenal sebagai dermawan besar.

Yang menarik, sebelumnya yayasan ini dijadwalkan baru akan berhenti beroperasi 20 tahun setelah kematian Gates. Kini, ia justru mempercepat garis akhirnya. Sebuah keputusan yang mencerminkan perenungan mendalam.

Selama 25 tahun beroperasi, Yayasan Gates telah menggelontorkan lebih dari $100 miliar untuk beragam program global. Fokus utamanya adalah kesehatan masyarakat, pendidikan, kesetaraan gender, dan pembangunan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Banyak dari penerima manfaatnya adalah komunitas yang selama ini berjuang melawan penyakit mematikan seperti malaria dan tuberkulosis. Dana yang dikucurkan sering menjadi penyambung hidup jutaan orang.

Namun, keputusan ini muncul di saat yang agak ironis. Di saat Gates bersiap menggelontorkan lebih banyak dana untuk dunia, pemerintahan Trump justru memangkas secara drastis bantuan luar negeri, termasuk dana USAID yang biasanya mencapai lebih dari $35 miliar per tahun.

Yayasan Gates berencana membelanjakan rata-rata $9 miliar per tahun hingga 2045, atau jauh lebih banyak dari yang biasanya mereka keluarkan setiap tahun.

Langkah ini memperlihatkan bahwa filantropi modern tak lagi bisa menunggu momentum, melainkan harus aktif menciptakan dampak sebelum terlambat. Keputusan Bill Gates untuk memadatkan waktunya dan mempercepat penggunaan dana merupakan sinyal kuat: bantuan harus hadir sekarang, bukan nanti.

Tentu saja, ini juga bisa dilihat sebagai bentuk tanggung jawab sosial dari seorang miliarder yang mengakui bahwa kekayaan luar biasa tak berarti jika tidak digunakan untuk kebaikan.

Apakah dunia siap mengisi kekosongan yang akan ditinggalkan Yayasan Gates dua dekade dari sekarang? Hanya waktu yang bisa menjawab.