![]() |
Bendera India dan Pakistan. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration) |
India melancarkan serangan terhadap sejumlah lokasi di wilayah Pakistan setelah insiden berdarah pada 22 April yang menewaskan sejumlah peziarah Hindu di kawasan Kashmir yang dikuasai India. Pemerintah India menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut, sementara Islamabad membantah keterlibatan mereka dalam insiden itu.
Dalam perkembangan terbaru, Pakistan mengklaim telah menjatuhkan 25 drone milik India pada Kamis malam. Di sisi lain, New Delhi menyatakan bahwa mereka berhasil menggagalkan percobaan serangan oleh Pakistan dengan menggunakan drone dan rudal terhadap fasilitas militer India.
Kementerian Pertahanan Pakistan juga menolak klaim dari India bahwa beberapa fasilitas militer di Jammu, Udhampur, dan Pathankot menjadi target serangan pesawat nirawak. Perselisihan ini mencerminkan seberapa cepat konflik kecil bisa berkembang menjadi krisis besar jika tidak dikelola dengan bijaksana.
-Penutupan Bandara Sipil oleh India
Sebagai respons atas meningkatnya ketegangan, pemerintah India mengambil langkah drastis dengan menutup sementara 24 bandara di wilayah utara. Langkah ini diumumkan Kamis malam, menyusul operasi udara India terhadap lokasi yang diklaim sebagai tempat persembunyian kelompok teroris di Pakistan.
Penutupan bandara mencakup wilayah-wilayah strategis seperti Jodhpur, Ludhiana, dan Amritsar—kota-kota yang dekat dengan garis perbatasan barat. Dampaknya langsung terasa bagi industri penerbangan domestik, dengan lebih dari 100 penerbangan dibatalkan oleh maskapai-maskapai besar termasuk Air India, IndiGo, dan SpiceJet.
Penangguhan ini dianggap sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi potensi serangan balasan. Media lokal melaporkan bahwa bandara kemungkinan akan kembali beroperasi pada Sabtu pagi,
meski belum ada konfirmasi resmi dari otoritas penerbangan. Sebelumnya, Pakistan juga telah menutup sementara tiga bandara utama di Karachi, Lahore, dan Sialkot.
-Serangan Drone di Perbatasan
Angkatan bersenjata Pakistan melaporkan telah melancarkan beberapa serangan drone dan amunisi lainnya di perbatasan barat India sejak Kamis malam hingga Jumat dini hari. Pihak militer India mengklaim bahwa Pakistan melanggar gencatan senjata berulang kali di sepanjang Line of Control (LoC) di wilayah Kashmir.
India menyebut bahwa semua serangan tersebut berhasil ditangkal dan tindakan balasan telah dilakukan. Tentara India juga menegaskan bahwa setiap pelanggaran akan direspons dengan kekuatan penuh.
Meskipun Pakistan membantah keterlibatan mereka, bentrokan dan baku tembak telah terus terjadi di sepanjang perbatasan. Situasi ini menjadi semakin serius setelah hampir 40 orang dilaporkan tewas sejak dimulainya eskalasi.
Konflik drone antara dua negara bersenjata nuklir tentu menimbulkan kekhawatiran besar akan dampak yang lebih luas di kawasan.
-Iran Serukan Penahanan Diri
Menanggapi konflik yang memanas, Iran melalui Menteri Luar Negerinya, Abbas Araghchi, menyerukan kedua pihak untuk menahan diri. Araghchi, yang sedang melakukan kunjungan diplomatik ke India dan Pakistan, menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan.
Menurutnya, Asia Selatan membutuhkan perdamaian demi kemajuan kerja sama ekonomi kawasan. Seruan Iran ini menunjukkan kekhawatiran regional bahwa konflik bilateral India-Pakistan bisa menggoyang kestabilan geopolitik lebih luas, termasuk bagi negara-negara mitra perdagangan di sekitarnya.
-Komunikasi India dengan Inggris
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Menlu Inggris David Lammy mengenai situasi ini. Dalam pernyataannya di platform X, Jaishankar menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam melawan terorisme, tanpa ruang untuk kompromi.
Diplomasi India dengan negara-negara besar seperti Inggris menunjukkan bahwa isu ini tidak lagi bersifat lokal, melainkan telah menjadi perhatian global. India tampaknya berupaya membentuk dukungan internasional atas posisinya terhadap Pakistan.
-Pakistan Cari Dukungan untuk Redakan Konflik
Sementara itu, Pakistan juga tidak tinggal diam. Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif mengatakan bahwa Islamabad secara aktif melakukan komunikasi dengan negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan China dalam upaya menurunkan ketegangan.
Langkah ini mencerminkan bahwa kedua belah pihak menyadari dampak eskalasi terbuka, sehingga mereka mencari mediasi atau setidaknya peredam ketegangan dari pihak ketiga. Namun, sejauh ini belum ada tanda-tanda bahwa solusi diplomatik sudah dekat.
-India Tingkatkan Keamanan Maritim
Pemerintah India juga memerintahkan peningkatan pengamanan di seluruh pelabuhan, terminal pengiriman, dan galangan kapal. Langkah ini berbarengan dengan penutupan bandara sebagai bagian dari strategi pertahanan menyeluruh.
Lonjakan langkah keamanan ini menyusul serangan udara India yang disebut menewaskan puluhan orang di wilayah Pakistan. Keputusan ini menandakan bahwa India menganggap potensi ancaman dari laut dan udara sebagai risiko serius.
-Peringatan China di Perbatasan Nepal-India
Menambah daftar kekhawatiran regional, kedutaan besar China di Nepal mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk menjauhi area perbatasan Nepal-India. Peringatan tersebut menyoroti sifat terbuka dan tidak jelasnya perbatasan, serta kemungkinan kesalahan masuk ke wilayah India.
India dan Nepal memperketat pengamanan di sepanjang perbatasan mereka. Meskipun China tidak terlibat langsung, kehadiran peringatan tersebut mencerminkan kekhawatiran akan dampak konflik India-Pakistan terhadap stabilitas regional yang lebih luas.
Eskalasi terbaru antara India dan Pakistan menunjukkan bahwa isu Kashmir masih menjadi bara dalam sekam yang bisa meledak kapan saja.
Meskipun kedua negara telah sering berkonflik di masa lalu, kehadiran teknologi militer modern seperti drone dan rudal jarak menengah membawa dimensi baru yang lebih berbahaya. Lebih dari sekadar rivalitas politik, konflik ini bisa memicu ketidakstabilan regional, termasuk pada rantai pasokan dan kerja sama ekonomi lintas batas.
Dibutuhkan pendekatan diplomatik yang aktif, baik dari negara besar maupun organisasi internasional, untuk mencegah situasi ini berubah menjadi konflik bersenjata besar. Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, konflik regional bisa cepat berubah menjadi ancaman global.
0Komentar