Setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS, sejumlah warga mulai mempertimbangkan pindah ke luar negeri. (REUTERS/Eduardo Munoz)

Sejumlah warga Amerika Serikat mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan negaranya dan menetap di luar negeri sebagai bentuk respons terhadap terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden. Ketidakpuasan terhadap arah kebijakan pemerintah menjadi pemicu utama di balik meningkatnya minat ini.

Berdasarkan laporan Reuters pada Senin (5/5/2025), data dari pemerintah serta wawancara dengan delapan perusahaan relokasi menunjukkan peningkatan ketertarikan warga Amerika untuk pindah ke negara-negara Eropa. 

Walaupun jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan total populasi AS yang mencapai 340 juta jiwa, tren ini menunjukkan kecenderungan yang signifikan. Misalnya, jumlah permohonan paspor Irlandia oleh warga AS mencatatkan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir selama dua bulan pertama tahun 2025. 

Rata-rata bulanan pada Januari dan Februari mendekati angka 4.300, meningkat sekitar 60% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data dari Kementerian Luar Negeri Irlandia.

Di Prancis, permintaan visa jangka panjang dari warga Amerika tercatat mencapai 2.383 pada kuartal pertama 2025, naik dari 1.980 pada periode yang sama tahun lalu. Dalam periode tersebut, pemerintah Prancis telah menyetujui 2.178 visa jangka panjang, dibandingkan 1.787 pada tahun sebelumnya. 

Sementara itu, permohonan paspor Inggris pada kuartal terakhir tahun 2024, periode terbaru yang datanya tersedia, mencapai angka tertinggi dalam dua dekade terakhir, dengan 1.708 aplikasi yang diajukan.

Perusahaan relokasi dan platform daring yang membantu proses emigrasi mencatat adanya lonjakan minat dari warga AS dalam beberapa tahun terakhir. Alasan yang paling umum meliputi perpecahan politik dan kekhawatiran terhadap kekerasan bersenjata.

Marco Permunian, seorang konsultan imigrasi Italia dan pendiri Italian Citizenship Assistance, mengungkapkan bahwa peningkatan minat ini juga terlihat saat Presiden Joe Biden terpilih pada 2020, terutama di kalangan pendukung Partai Republik. 

Namun, sebagian besar perusahaan relokasi menyatakan bahwa gelombang minat kali ini lebih besar setelah Trump kembali menjabat, dengan banyak klien menyampaikan keprihatinan tentang arah kebijakan negara dan kondisi sosial.

Ketertarikan Semakin Meluas

Sejumlah selebritas Hollywood juga dilaporkan meninggalkan Amerika Serikat usai kemenangan Trump pada November lalu. Di antaranya adalah Ellen DeGeneres dan Rosie O'Donnell, yang langkahnya menarik perhatian media.

Thea Duncan, pendiri perusahaan relokasi “Doing Italy” yang berbasis di Milan, menyatakan bahwa ia menerima pertanyaan hampir setiap hari dari warga Amerika yang ingin mengetahui opsi pindah ke Italia. “Banyak orang merasa tidak yakin tentang masa depan dan merasa khawatir,” katanya.

Di Inggris, firma hukum Immigration Advice Service mencatat adanya kenaikan lebih dari 25% dalam jumlah pertanyaan dari warga Amerika Serikat. Direktur perusahaan tersebut, Ono Okeregha, mengatakan beberapa klien secara langsung mengungkapkan kekhawatiran tentang arah kebijakan politik di bawah kepemimpinan Trump, khususnya terkait hak-hak pasangan sesama jenis. 

Beberapa negara bagian di AS tengah mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat melemahkan perlindungan terhadap pernikahan mereka.

Wendy Newman, seorang fotografer berusia 57 tahun, memutuskan pindah ke London bersama suaminya pada 2022 karena semakin tajamnya perpecahan politik di Amerika. Ia menyatakan merasa lebih aman di Inggris, dan berharap putrinya yang masih tinggal di AS serta sedang mendaftar kuliah di Inggris, juga dapat ikut pindah. 

“Terlalu banyak risiko jika dia tetap tinggal di sana,” ungkap Newman, yang mengaku khawatir terhadap pembatasan hak-hak reproduksi perempuan dan sikap Trump yang dianggapnya misoginis.

Sementara itu, Blaxit — sebuah organisasi yang membantu warga kulit hitam Amerika pindah ke luar negeri — melaporkan lonjakan lalu lintas pengunjung situsnya sebesar lebih dari 50% pasca pemilu. 

Pendiri Blaxit, Chrishan Wright, mengatakan bahwa jumlah anggota berbayar komunitas Blaxit Global Passport juga naik 20%, dengan biaya keanggotaan US$ 16,99 (sekitar Rp 279 ribu) per bulan. Wright sendiri telah pindah ke Portugal dua tahun lalu. Ia menyebut terpilihnya kembali Trump sebagai validasi atas keputusannya meninggalkan AS. 

Menurut survei Edison Research, Trump hanya meraih dukungan 13% dari pemilih kulit hitam pada November lalu, naik satu poin dari tahun 2020, sementara Kamala Harris mendapatkan dukungan 86%.