Presiden Rusia Vladimir Putih mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina diadakan pada Kamis (15/5) pekan depan. (Alexander Zemlianichenko / AFP - Getty Images)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan usulan untuk menggelar perundingan langsung dengan Ukraina. Rencana itu dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 15 Mei, di Istanbul.

Usulan ini disampaikan hanya beberapa jam setelah para pemimpin Ukraina dan negara-negara Eropa menyerukan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari. Gencatan senjata direncanakan mulai berlaku pada Senin, 12 Mei.

Jika usulan damai tersebut tidak direspons, Uni Eropa mengancam akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow serta meningkatkan dukungan militer kepada Kyiv.

Putin sendiri tidak langsung menanggapi seruan tersebut. Sebagai gantinya, ia mengajukan rencana baru untuk memulai negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina.

"Kami mengusulkan dimulainya negosiasi tanpa penundaan pada Kamis, 15 Mei di Istanbul," ujar Putin, dikutip AFP, Minggu (11/5).

Sebelumnya, kedua negara memang sempat melakukan perundingan pada awal-awal pecahnya konflik pada 2022. Namun, negosiasi itu terhenti dan tidak menghasilkan kesepakatan damai.

Kini, Putin menyatakan komitmennya untuk kembali membuka jalur diplomasi. Ia bahkan berencana menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar membantu memfasilitasi perundingan.

Menurut Putin, Rusia ingin membahas akar konflik secara mendalam guna menciptakan perdamaian jangka panjang. Ia menyebut beberapa isu utama, seperti perlindungan warga berbahasa Rusia di Ukraina timur, penolakan terhadap ekspansi NATO, serta kekhawatiran atas kedekatan Ukraina dengan Barat.

Namun, Ukraina dan sekutunya menilai langkah Rusia hanyalah bentuk agresi dan ambisi teritorial ala kekaisaran lama.