![]() |
Kontainer pertama produk China dengan tarif 145% tiba di AS, dampaknya dirasakan Amazon, IKEA, Home Depot, dan lainnya. (REUTERS/Lucy Nicholson) |
Pengiriman awal barang-barang dari Tiongkok yang kini dikenakan tarif tinggi oleh pemerintahan Presiden Donald Trump mulai berdatangan di pelabuhan-pelabuhan utama Amerika Serikat. Tarif impor sebesar 145% ini mulai berlaku pada April lalu, dan kini dampaknya mulai terlihat di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, California, di mana tujuh kapal telah bersandar dengan membawa lebih dari 12.000 kontainer. Lima kapal tambahan dijadwalkan akan tiba dalam waktu dekat.
Beberapa perusahaan besar seperti Amazon, IKEA, Home Depot, Ralph Lauren, dan Tractor Supply tercatat sebagai penerima barang-barang dari pengiriman ini. Produk-produk yang masuk mencakup beragam kebutuhan rumah tangga dan konsumen, dari perabot hingga elektronik rumah.
Amazon, misalnya, menerima berbagai jenis barang termasuk lemari es, penggorengan, alas tetikus, rak buku, dan sofa yang dikirim atas nama mitra penjual di platform mereka. Sementara itu, Tractor Supply mengimpor kipas drum portabel, alat-alat berkebun, serta sepatu bot kerja pria. Home Depot diketahui menerima pengiriman lampu dan kipas langit-langit yang telah melewati proses bea cukai.
Menanggapi kebijakan tarif ini, juru bicara Tractor Supply menyampaikan bahwa perusahaan tengah bekerja sama dengan vendor serta mitra rantai pasoknya untuk menyesuaikan diri. "Kami terus memantau kondisi ekonomi makro yang berdampak terhadap pelanggan kami dan berupaya menemukan jalan terbaik untuk menavigasi situasi ini," ujarnya dalam keterangan resmi.
Produk IKEA yang tiba di AS juga mencerminkan keberagaman barang impor dari Tiongkok, seperti kacamata dan topi renang Speedo, papan sirkuit cetak dari Samsung, hingga suku cadang peralatan rumah tangga. Tak hanya itu, produk fesyen dari merek terkenal seperti Ralph Lauren, Dr. Martens, serta peralatan olahraga dan komputer juga termasuk dalam pengiriman. Bahkan, perangkat keras otomotif dan aksesoris komputer seperti headset serta keyboard turut menjadi bagian dari muatan.
Keputusan perusahaan-perusahaan ini untuk tetap mengimpor produk dari Tiongkok, meskipun dengan beban tarif tinggi, menunjukkan bahwa ada sejumlah barang yang dinilai terlalu penting untuk dihentikan pengirimannya, terutama dalam situasi rantai pasok global yang belum stabil sepenuhnya sejak pandemi.
Amazon menyatakan pihaknya mendukung mitra penjual dalam menyesuaikan strategi mereka terhadap perubahan kebijakan, sembari tetap berupaya menyediakan pilihan produk yang luas dan harga yang kompetitif bagi pelanggan. Home Depot, yang tengah memasuki periode menjelang laporan keuangan kuartalan, juga mengisyaratkan bahwa mereka aktif mengawasi situasi tarif bersama mitra bisnisnya.
Menariknya, meski telah memberlakukan tarif sebesar 145%, Trump mengisyaratkan bahwa tarif tersebut bisa saja diturunkan menjadi 80% di masa mendatang. Namun, angka ini tetap dianggap tinggi oleh sebagian besar pelaku industri.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, Trump menulis bahwa tarif 80% pada produk dari Tiongkok adalah hal yang “tepat”, sambil menyerahkan keputusan akhir kepada Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat Tiongkok di Swiss dalam waktu dekat.
Sementara itu, banyak pelaku bisnis logistik mengaku masih kesulitan memahami rincian dari berbagai ketentuan tarif yang diberlakukan. Brian Bourke, Kepala Komersial Global di SEKO Logistics, menyampaikan bahwa banyak kliennya kesulitan memprediksi dampak dari setiap perubahan, karena adanya ketentuan yang tumpang tindih atau bahkan saling membatalkan. Hal ini memaksa banyak perusahaan untuk terus-menerus mengubah rencana bisnis dan strategi harga mereka.
"Banyak dari mereka telah menjual produk atau layanan sebelum tarif diumumkan, dan kini mereka tidak bisa menyesuaikan harga lagi untuk barang-barang yang sudah terlanjur dikapalkan dan akan tiba dalam beberapa bulan ke depan," kata Bourke kepada CNBC Int'l.
Seiring dengan kebijakan tarif baru ini, tren penurunan pengiriman barang dari Tiongkok ke Amerika Serikat pun kian terasa. Menurut Sea-Intelligence, sepanjang April dan Mei telah terjadi 90 pembatalan pelayaran kapal barang di jalur Asia-Amerika Utara. Aliansi Ocean Alliance—yang terdiri dari perusahaan pelayaran asal Tiongkok, Taiwan, dan Prancis—menyumbang lebih dari separuh dari pembatalan tersebut.
Penyedia logistik mencatat bahwa pemesanan kargo anjlok hingga 50% di beberapa jalur perdagangan. Bahkan, laporan Global Port Tracker yang dirilis oleh National Retail Federation dan Hackett Associates mengungkapkan bahwa pelabuhan-pelabuhan utama AS kemungkinan besar akan mencatatkan penurunan volume impor secara tahunan untuk pertama kalinya sejak tahun 2023.
Secara keseluruhan, kebijakan tarif yang agresif ini menciptakan efek domino yang kompleks dalam dunia perdagangan dan logistik global. Banyak pihak menilai bahwa meskipun tujuan utamanya adalah untuk menekan ketergantungan terhadap barang impor dari Tiongkok, implementasi yang mendadak dan kurang terkoordinasi justru menambah tekanan pada pelaku usaha dan konsumen di Amerika.
0Komentar