Rusia serukan penahanan diri usai ketegangan militer India dan Pakistan meningkat. Putin minta krisis diselesaikan secara damai. (REUTERS)

Pemerintah Rusia, di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin, menyampaikan keprihatinannya atas eskalasi militer antara India dan Pakistan. Ketegangan meningkat setelah New Delhi meluncurkan serangan udara yang menghantam sembilan titik di wilayah Pakistan, termasuk di kawasan Kashmir yang disengketakan. Islamabad kemudian merespons dengan tembakan artileri berat.

Dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh AFP pada Rabu (7/5/2025), Moskow menyerukan kepada kedua negara agar mengedepankan kehati-hatian. 

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya konfrontasi militer," bunyi pernyataan tersebut. "Kami meminta kedua belah pihak untuk menahan diri guna mencegah situasi memburuk lebih lanjut," lanjutnya. Rusia juga menekankan pentingnya penyelesaian melalui jalur diplomatik dan damai.

Sikap serupa disampaikan oleh China. Pemerintah Beijing menyatakan penyesalan mendalam atas serangan udara yang dilancarkan India. Dalam pernyataan resmi dari juru bicara Kementerian Luar Negeri, China menegaskan bahwa India dan Pakistan adalah dua negara tetangga yang tidak bisa dipisahkan, termasuk sebagai tetangga langsung China sendiri. 

"Kami menentang segala bentuk terorisme," tegasnya. China pun mendesak agar kedua negara menahan diri dan memprioritaskan perdamaian serta stabilitas regional.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, menyebut insiden ini sebagai sesuatu yang memalukan. Dalam komentarnya yang dikutip oleh CNN International, Trump mengatakan, 

"Ini memalukan. Kami baru saja mendengarnya saat berjalan menuju Ruang Oval." Ia menambahkan bahwa konflik antara India dan Pakistan bukanlah hal baru, melainkan bagian dari sejarah panjang yang telah berlangsung selama beberapa dekade hingga abad. 

"Saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat," ujarnya.

Ketegangan yang kembali memanas antara dua negara bersenjata nuklir ini menunjukkan betapa rentannya stabilitas di kawasan Asia Selatan. Seruan dari Rusia, China, dan Amerika Serikat mengindikasikan bahwa dunia internasional tidak bisa mengabaikan konflik ini. 

Ketiga negara besar tersebut memiliki kepentingan strategis di kawasan, dan seruan mereka bukan hanya bentuk kekhawatiran diplomatik, tetapi juga sinyal kuat bahwa konflik seperti ini dapat berdampak global. 

Kini, semua mata tertuju pada bagaimana India dan Pakistan akan menanggapi tekanan internasional dan apakah mereka mampu menempuh jalan dialog untuk mencegah krisis yang lebih luas.