![]() |
BYD tegaskan pembangunan pabrik di Subang berjalan lancar meski sempat muncul isu gangguan preman dan ormas. (ANTARA/Chairul Rohman) |
Pembangunan pabrik mobil listrik milik BYD di Subang, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan. Pabrik yang direncanakan mulai beroperasi pada awal 2026 ini sempat dikabarkan menghadapi kendala di lapangan.
Isu yang mencuat menyebut adanya gangguan dari kelompok preman dan organisasi masyarakat (ormas) yang menghambat proses pembangunan. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, usai kunjungan resmi ke China.
Menurut Eddy, pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dalam menghadapi segala bentuk gangguan terhadap investasi strategis seperti ini. “Permasalahan seperti premanisme dan gangguan ormas tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.
Tak hanya jadi bahan perbincangan di dalam negeri, kabar gangguan ini juga sampai ke media internasional. Media ternama South China Morning Post bahkan menyorotnya dengan tajuk yang cukup mencolok: "Indonesia EV Revolution Held Hostage by Gangster Problem."
Namun, pihak BYD membantah keras adanya hambatan berarti di lapangan. Luther Panjaitan, selaku Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, menyebut pemberitaan tersebut tidak mencerminkan kondisi nyata.
“Situasi di lapangan kondusif dan pembangunan berjalan lancar,” ujar Luther. Ia menambahkan, kunjungan dari Dewan Ekonomi Nasional yang didampingi TNI dan Polri pada awal Mei lalu menjadi bukti nyata bahwa situasinya aman.
Luther juga menjelaskan bahwa proyek ini dikelola oleh tenaga profesional berpengalaman dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, termasuk Pemprov Jawa Barat, Pemkab Subang, serta aparat keamanan.
Yang menarik, masyarakat lokal justru menyambut kehadiran pabrik ini dengan antusias. Pabrik BYD diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru dan memberi dampak ekonomi positif bagi warga Subang dan sekitarnya.
Fenomena “Subang Pride” pun muncul sebagai simbol semangat lokal untuk mendukung pembangunan industri otomotif masa depan.
Dalam pandangan penulis, keberadaan pabrik BYD merupakan bagian penting dari transformasi Indonesia menuju pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Gangguan yang terjadi, jika benar ada, semestinya menjadi peringatan bagi semua pihak untuk menjaga iklim investasi tetap sehat dan aman.
Jika pembangunan ini berhasil, bukan tidak mungkin Subang akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
0Komentar