Kapal induk Angkatan Laut AS USS Gerald R. Ford (CVN-78) berlayar dengan tenaganya sendiri untuk pertama kalinya saat uji coba laut di lepas pantai Virginia, 9 April 2017. (U.S. Navy)


Venezuela memobilisasi hampir 200.000 personel militernya pada Selasa (11/11) setelah kapal induk terbesar Amerika Serikat, USS Gerald R. Ford, tiba di perairan Karibia. Langkah itu menandai peningkatan ketegangan tajam antara Caracas dan Washington di kawasan tersebut.

Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino López menyebut pengerahan itu sebagai bagian dari “fase tinggi” Rencana Kemerdekaan 200, yang menempatkan seluruh cabang angkatan bersenjata dalam siaga penuh. 

“Hampir 200.000 pasukan telah ditempatkan di seluruh negeri untuk latihan ini,” ujar Padrino dalam siaran televisi pemerintah, menuding kehadiran militer AS sebagai ancaman imperialis.

Presiden Nicolás Maduro memerintahkan mobilisasi tersebut setelah AS meningkatkan aktivitas militernya di kawasan. Menurut laporan CNN dan Reuters, kelompok serang USS Gerald R. Ford kini berada di bawah Komando Selatan AS yang meliputi wilayah Amerika Latin dan Karibia. 

Kapal induk bertenaga nuklir itu membawa lebih dari 5.000 pelaut dan sembilan skuadron udara, didampingi tiga kapal perusak berpeluru kendali, satu kapal selam nuklir, serta sejumlah kapal perang tambahan.

Juru bicara Pentagon Sean Parnell menjelaskan, kehadiran armada itu dimaksudkan untuk memperkuat operasi keamanan maritim dan pemberantasan perdagangan narkotika di wilayah tersebut. 

“Penempatan ini meningkatkan kemampuan kami dalam mengganggu jaringan kriminal transnasional,” ujarnya kepada The Hill.

Sejak awal September, militer AS telah melancarkan sedikitnya 19 serangan terhadap kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba di Karibia dan Pasifik timur, menewaskan lebih dari 70 orang, menurut CNN. Pemerintahan Presiden Donald Trump juga telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela bulan lalu, yang memicu reaksi keras dari Caracas.

Maduro menuduh Washington berupaya menggulingkan pemerintahannya melalui tekanan militer dan ekonomi. Sebaliknya, Departemen Kehakiman AS menawarkan hadiah hingga 50 juta dolar AS bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro atas tuduhan perdagangan narkoba, tuduhan yang dibantah pemerintah Venezuela.

Laporan Reuters menyebutkan, militer Venezuela telah menyiapkan strategi pertahanan dengan pola gerilya di lebih dari 280 lokasi jika terjadi serangan langsung dari AS. Sementara itu, pengamat militer menilai kesiapan tempur Venezuela masih terbatas untuk menghadapi kekuatan konvensional Amerika Serikat.