![]() |
| bagian depan toko pop-up Shein di Paris, Prancis. | X/@TVN24BiS |
Otoritas Prancis mengajukan petisi ke Pengadilan Paris pada Rabu untuk meminta penangguhan selama tiga bulan terhadap seluruh situs web pengecer fast-fashion Shein di Prancis. Langkah ini diajukan setelah pemerintah menemukan penjualan sex doll menyerupai anak-anak serta senjata ilegal oleh pihak ketiga di platform tersebut.
Sidang perdana dijadwalkan berlangsung pada 26 November di Paris, menargetkan Infinite Styles Services Co Ltd, perusahaan berbasis Dublin yang mengoperasikan bisnis Shein di Eropa.
Petisi diajukan meski Shein sudah menonaktifkan third-party marketplace di Prancis pada 5 November. Namun bagian situs yang menjual produk fesyen milik Shein sendiri masih dapat diakses. Pemerintah kini menargetkan penangguhan penuh untuk memaksa pemeriksaan produk yang lebih ketat.
Otoritas juga memanggil operator internet besar seperti Bouygues Telecom, Free, Orange, dan SFR, meminta mereka memblokir akses ke situs tersebut jika penangguhan disetujui.
“Kami tahu betapa kuatnya Shein dari sudut pandang teknis, termasuk penggunaan kecerdasan buatan untuk produksi. Jadi kami mengasumsikan mereka memiliki kapasitas untuk melakukan pemeriksaan ini. Faktanya, mereka tidak melakukannya,” ujar seorang pejabat Kementerian Keuangan Prancis dalam konferensi pers, dikutip dari laporan Reuters.
Kasus ini diajukan berdasarkan Pasal 6.3 Undang-Undang Ekonomi Digital Prancis, yang memberi kewenangan hakim untuk memerintahkan langkah guna menghentikan kerugian dari konten daring. Putusan diperkirakan keluar dalam beberapa minggu setelah sidang.
Proses hukum ini berbarengan dengan pembukaan toko fisik pertama Shein di dunia, yang berlokasi di BHV Marais, Paris. Pembukaan tersebut menarik perhatian publik, termasuk aksi protes dari kelompok lingkungan dan konsumen. Sebuah petisi yang menolak kehadiran Shein di jantung kota Paris telah mengumpulkan lebih dari 110.000 tanda tangan.
Prancis dalam beberapa bulan terakhir memperketat pengawasan terhadap platform e-commerce lainnya. Badan pengawas konsumen DGCCRF menemukan AliExpress dan Joom menjual sex doll yang menyerupai anak-anak, sementara Wish, Temu, dan Amazon dinilai tidak memblokir akses pembeli di bawah umur ke konten dewasa.
Kejaksaan Paris kini menyelidiki seluruh platform itu bersama Shein atas dugaan pelanggaran terkait distribusi produk ilegal dan akses pornografi bagi anak.
Pemerintah Prancis juga meminta Komisi Eropa membuka investigasi resmi terhadap Shein. Pada April 2024, Uni Eropa menetapkan Shein sebagai Very Large Online Platform (VLOP) di bawah Digital Services Act (DSA), sehingga perusahaan wajib mematuhi standar moderasi konten yang paling ketat di kawasan tersebut.
Kementerian Keuangan Prancis menyebut investigasi tingkat Eropa diperlukan untuk memastikan pengawasan lintas negara terhadap produk ilegal. Sejumlah laporan Reuters dan Bloomberg menyebutkan pemerintah Prancis menilai Shein belum memenuhi kewajiban penuh di bawah DSA.

0Komentar