PLN EPI percepat pengembangan fasilitas LNG demi efisiensi biaya listrik di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan menurunnya pasokan gas pipa untuk pembangkit. | PGN

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mempercepat pengembangan proyek LNG midstream untuk menjaga keandalan suplai energi nasional di tengah meningkatnya kebutuhan listrik dan menurunnya pasokan gas pipa. Informasi tersebut disampaikan dalam agenda Knowledge Hub Electricity Connect 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (26/11/2025). 

Tahun ini kebutuhan LNG mencapai sekitar 90 kargo dan diproyeksikan naik menjadi 104 kargo pada 2026, menurut data yang disampaikan perusahaan melalui berbagai publikasi resmi.

General Manager Unit Proyek (UP) GBM PLN EPI, Agus Purnomo, menjelaskan bahwa proyeksi kebutuhan listrik nasional pada 2034 diperkirakan mencapai 511 TWh, dengan Jawa masih menjadi pusat konsumsi terbesar, sementara pertumbuhan turut terjadi di Kalimantan dan Sulawesi. 

Di sisi lain, pasokan gas pipa terus menurun dan konsumsi BBM untuk pembangkit meningkat 10–15 persen sejak 2023, merujuk pada data perusahaan.

Agus menyebut konversi BBM ke gas menjadi langkah mendesak untuk menekan biaya pokok penyediaan listrik. Dengan kapasitas pembangkit batu bara yang terbatas untuk ditambah, kebutuhan energi tambahan akan dipenuhi melalui LNG.

“Kita melihat bahwa kebutuhan listrik terus naik sesuai RUPTL, dan PLN EPI harus memastikan ketersediaan feedstock untuk mendukung kesiapan pembangkit,” ujar Agus dalam paparannya.
“Kenaikan konsumsi BBM ini tentu membebani biaya pokok produksi listrik. Karena itu konversi BBM ke gas bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan,” tambahnya.

Pengembangan LNG midstream dibagi dalam dua fase. Pada tahap pertama, perusahaan membangun fasilitas suplai di Nias, enam titik di Sulawesi–Maluku, delapan titik di Nusa Tenggara, serta empat titik di Papua Utara. 

Proyek Nias disebut telah memasuki tahap akhir konstruksi dan ditargetkan commissioning pada akhir November atau awal Desember, sebelum beroperasi penuh pada Januari 2026.

Agus menyampaikan bahwa beroperasinya klaster awal ini dapat mengurangi penggunaan BBM hingga 2,3 juta kilometer per tahun dari sisi logistik distribusi. 

PLN EPI juga mempercepat penguatan suplai gas di wilayah Jawa–Madura–Bali, termasuk rencana pembangunan sejumlah FSRU baru di Muara Tawar, Bali, Cilegon, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan–Tengah, Pomala, dan Stargate.