![]() |
| Pemerintah meluncurkan program SMK Go Global dan Jakarta Job Festival 2025 untuk membuka peluang kerja luar negeri bagi lulusan SMK. |
Pemerintah meluncurkan dua program besar untuk membuka akses kerja luar negeri bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengumumkan Rabu (12/11/2025) bahwa dua program tersebut terdiri atas SMK Go Global yang menargetkan 500 ribu peserta hingga 2026, serta Jakarta Job Festival 2025 yang menawarkan 7.600 lowongan kerja luar negeri pada 13–14 November di Balai Kartini, Jakarta.
Muhaimin menjelaskan, pemerintah akan memberangkatkan 500 lulusan SMK sebagai proyek percontohan pada Desember 2025 dengan dukungan anggaran Rp2,6 miliar.
“Insyaallah dengan arahan Presiden, mulai akhir 2025 hingga tahun depan kita akan menempatkan lulusan SMK dan SMA dengan keterampilan seperti pengelasan, perhotelan, dan perawatan untuk bekerja di luar negeri dengan gaji yang layak,” ujar Muhaimin usai rapat dengan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin di Jakarta.
Program SMK Go Global menjadi bagian dari strategi pemerintah mengatasi tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan vokasi. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan terdapat sekitar 1,5–1,6 juta lulusan SMK yang belum terserap pasar kerja domestik.
Per Agustus 2025, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK tercatat tertinggi di antara jenjang pendidikan lain, yakni mencapai 8–8,63 persen.
“Program ini lahir dari keprihatinan karena masih ada sekitar 1,6 juta lulusan SMK yang menganggur. Kami ingin mereka bisa diberdayakan dan terserap, termasuk melalui jalur kerja luar negeri,” kata Muhaimin saat meninjau Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Bogor pada hari yang sama, dikutip dari Antara.
Selain SMK Go Global, Kementerian P2MI juga menggandeng 20 perusahaan penempatan pekerja migran (P3MI) untuk menghadirkan Jakarta Job Festival 2025, yang menyediakan lebih dari 12.000 lowongan, termasuk 7.600 posisi di luar negeri. Negara tujuan penempatan mencakup Jepang, Jerman, Turki, Belanda, Taiwan, Kanada, hingga Korea Selatan.
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menyebut keikutsertaan lembaganya dalam festival tersebut sebagai langkah konkret memperluas akses kerja luar negeri melalui jalur resmi.
“Kami ingin memastikan peluang kerja di luar negeri terbuka luas dan terjamin prosedurnya,” ujar Christina.
Sementara itu, Menteri P2MI Mukhtarudin menegaskan kesiapan lembaganya mengeksekusi program tersebut.
“Kami sudah memetakan kompetensi lulusan dan kebutuhan tenaga kerja di negara tujuan. Peserta juga akan dibekali pelatihan keterampilan dan bahasa asing sebelum diberangkatkan,” jelasnya.
Menurut Kementerian P2MI, tahap pertama pemberangkatan akan difokuskan pada sektor-sektor seperti perhotelan, perawatan lansia, manufaktur, dan teknik pengelasan.
Pemerintah menargetkan 500 ribu peserta dapat terserap sepenuhnya pada 2026 melalui kemitraan dengan dunia industri dan perusahaan penempatan tenaga kerja resmi di luar negeri.

0Komentar