![]() |
| Saham Krakatau Steel melonjak 296 persen pada 2025 di tengah finalisasi suntikan modal kerja dari Danantara senilai US$500 juta untuk memperkuat operasi dan restrukturisasi. | PT. Krakatau Steel |
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan lonjakan harga saham hingga 296 persen sepanjang 2025, dengan penutupan di level Rp402 per saham pada Selasa (25/11/2025). Kenaikan ini terjadi di tengah proses finalisasi rencana suntikan modal kerja dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendukung kapasitas produksi dan operasional perusahaan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam paparan publik yang berlangsung di Jakarta.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyebutkan fluktuasi saham KRAS sepenuhnya merupakan respons pasar. Ia menegaskan tidak ada informasi material yang belum diumumkan.
“Fluktuasi saham KRAS ini murni didorong oleh respons pasar dan tidak ada informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik,” ujar Akbar dalam keterangan saat paparan publik.
Dukungan modal Kerja dari danantara
Rencana penyuntikan modal dari Danantara memasuki tahap akhir. Managing Director Danantara Asset Management, Febriany Eddy, mengonfirmasi bahwa proposal pendanaan yang diajukan Krakatau Steel tengah difinalisasi.
Sebelumnya, perseroan mengajukan permintaan modal kerja sebesar US$500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun untuk mempercepat restrukturisasi utang dan pemulihan bisnis.
“Dalam waktu dekat ini sudah tahap final. Jadi, kami akan memberikan modal kerja untuk operasi inti bajanya,” kata Febriany dalam diskusi media di Jakarta pada 14 November 2025.
Direktur Infrastruktur dan Operasi Krakatau Steel, Utomo Nugroho, menjelaskan bahwa dukungan pendanaan ini akan berdampak langsung pada peningkatan volume operasi perseroan menjelang akhir tahun.
Pemulihan kinerja dan restrukturisasi utang
Krakatau Steel mencatat kinerja positif hingga kuartal III-2025. Laporan keuangan yang dipublikasikan menunjukkan laba bersih mencapai US$24,04 juta atau sekitar Rp401 miliar, berbalik dari rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha juga naik 7,38 persen menjadi US$706,08 juta, berdasarkan laporan CNBC Indonesia dan kanal resmi perseroan.
Sejalan dengan pemulihan kinerja, beban utang restrukturisasi turut menyusut signifikan. Akbar menjelaskan bahwa utang perseroan berhasil ditekan dari US$1,7 miliar menjadi US$1,1 miliar setelah memperoleh keringanan mencapai 80 persen dari empat bank swasta. Perseroan menargetkan efisiensi lanjutan dengan memanfaatkan struktur modal baru.
Akbar menuturkan Krakatau Steel kini berada dalam ekosistem Danantara, yang mengelola aset senilai US$1 triliun. Menurutnya, kondisi tersebut memberi ruang lebih besar bagi perseroan untuk mempercepat transformasi operasional dan pengembangan proyek industri.
Selain pemulihan neraca, Krakatau Steel juga tengah menyiapkan rencana ekspansi kawasan industri ketiga seluas 2.000 hektare di Cilegon, kawasan ini akan menopang pengembangan hilir dan integrasi rantai pasok baja nasional.

0Komentar