China mengeluarkan ancaman keras setelah Jepang menempatkan sistem rudal di pulau dekat Taiwan. | XINHUA

China mengeluarkan peringatan keras terhadap pihak asing yang dinilai berupaya mencampuri urusan Taiwan, menyusul rencana Jepang menempatkan sistem rudal di pulau yang berdekatan dengan wilayah tersebut. Ancaman itu disampaikan juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara China, Peng Qingen, dalam konferensi pers rutin di Beijing, Rabu (26/11/2025).

Peng menegaskan bahwa Beijing memiliki kapasitas untuk mempertahankan klaim kedaulatannya atas Taiwan. 

“Kami memiliki kemauan yang kuat, tekad yang kuat, dan kemampuan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial kami,” ujarnya, dilansir Reuters. Ia menambahkan, “Kami akan menghancurkan semua bentuk campur tangan asing."

Pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah Tokyo memastikan pengerahan medium-range surface-to-air missiles di Pulau Yonaguni, lokasi terdekat Jepang dengan Taiwan, berjarak sekitar 110 kilometer. 

Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi menyebut instalasi rudal itu “sedang berlangsung sesuai rencana” dan akan membantu mengurangi risiko serangan bersenjata terhadap Jepang.

Langkah itu merupakan bagian dari penguatan pertahanan Jepang di gugus pulau selatan akibat kekhawatiran terhadap meningkatnya aktivitas militer China di kawasan. Pemerintah Jepang menekankan bahwa sistem tersebut bersifat defensif.

Beijing menilai keputusan Tokyo justru menambah ketegangan di Asia Timur. Peng mengecam penempatan rudal itu sebagai “tindakan yang sangat berbahaya, sengaja menciptakan ketegangan regional, dan memprovokasi konfrontasi militer.” 

China juga menuding langkah tersebut sejalan dengan dorongan kelompok sayap kanan Jepang yang disebut ingin memperluas peran militer negara itu melampaui prinsip self-defense only.

Menurut laporan Xinhua, Pemerintah Taiwan menolak klaim China dan menegaskan bahwa masa depan Taiwan ditentukan oleh rakyatnya sendiri. Sejumlah pejabat di Taipei menyebut peningkatan fasilitas militer Jepang di Yonaguni tidak dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai upaya defensif Jepang terhadap dinamika keamanan di kawasan.

Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Francois Wu, dalam keterangan sebelumnya, menyebut bahwa keberadaan sistem pertahanan Jepang di pulau itu dapat membantu menjaga stabilitas di Selat Taiwan mengingat kedekatan geografis Yonaguni.

Isu Taiwan kerap menjadi sumber gesekan antara China dan negara-negara yang memiliki hubungan keamanan dengan Amerika Serikat. Jepang tidak memiliki perjanjian pertahanan formal dengan Taiwan, namun belakangan memperkuat kesiapan militernya karena kekhawatiran bahwa eskalasi di Selat Taiwan dapat berdampak langsung pada keamanan nasionalnya.

Keputusan Tokyo menempatkan rudal di kawasan perbatasan itu diyakini dapat membuat Laut Cina Timur dan Selat Taiwan semakin sensitif, terutama di tengah retorika keras China yang berulang kali menegaskan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan.