![]() |
| Isu politik menyelimuti Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa setelah namanya masuk survei elektabilitas nasional. Ia pun buka suara menanggapi kabar tersebut. (JPNN) |
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dirinya tak berminat terjun ke dunia politik, meski namanya belakangan masuk dalam daftar tokoh dengan elektabilitas tinggi versi sejumlah lembaga survei. Pernyataan itu disampaikan Purbaya saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/10).
Menjawab pertanyaan soal kabar dirinya diajak bergabung ke partai politik, Purbaya sempat terkejut.
“Apa? Saya nggak tahu (ada tawaran masuk parpol). Kamu lirik saya nggak?” ujarnya sembari tersenyum menanggapi awak media. Ia kemudian menegaskan kembali sikapnya, “Saya nggak tertarik politik. Saya nggak tertarik politik."
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya popularitas Purbaya dalam survei nasional yang dilakukan IndexPolitica Indonesia. Dalam survei tersebut, nama Purbaya menempati posisi ketiga dalam kategori tokoh politik paling diingat publik (top of mind) dengan 19,45%, di bawah Prabowo Subianto (37,12%) dan Joko Widodo (24,25%).
Dalam kategori elektabilitas calon presiden, Purbaya meraih 22,50%, hanya terpaut dari Prabowo Subianto yang mencatat 40,12%. Sedangkan di posisi calon wakil presiden, elektabilitasnya mencapai 28,65%, tertinggi dibanding Dedi Mulyadi (20,15%), Agus Harimurti Yudhoyono (15,75%), dan Gibran Rakabuming Raka (12,35%).
Direktur IndexPolitica Indonesia, Denny Charter, menilai kenaikan nama Purbaya mencerminkan fenomena protest vote di kalangan publik.
“Purbaya bisa diartikan mewakili protest vote yakni mereka yang sudah bertahun-tahun lelah dengan style Menteri Keuangan sebelumnya yakni Sri Mulyani,” ujarnya.
Menurut Denny, masyarakat melihat Purbaya sebagai sosok alternatif.
“Bukan berarti Sri Mulyani tidak bagus dalam menjalankan tugas, tetapi lebih kepada keinginan publik menemukan figur yang antitesis. Hal ini diperoleh dalam diri Purbaya Yudhi Sadewa,” tambahnya.
Fenomena ini oleh lembaga survei disebut sebagai Purbaya Effect lonjakan elektabilitas mendadak yang muncul akibat persepsi publik terhadap figur baru di kabinet. Popularitasnya meningkat setelah ia dinilai berani mengambil langkah-langkah ekonomi yang berpihak pada sektor riil dan masyarakat.
Sejak dilantik menjadi Menteri Keuangan pada 8 September 2025 menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya bergerak cepat mengusulkan pagu anggaran Kemenkeu 2026 sebesar Rp52.016 triliun. Ia juga mendorong perbankan menyalurkan likuiditas pemerintah ke sektor produktif.
Meski begitu, gaya komunikasinya yang lugas dan terkadang dinilai terlalu percaya diri sempat menuai kritik dari pengamat ekonomi. Namun sejauh ini, kebijakan fiskalnya dinilai berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Purbaya sendiri dikenal sebagai ekonom dengan rekam jejak panjang. Lahir di Bogor, ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studi magister dan doktor di bidang ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat. Sebelum masuk kabinet, ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sejumlah rumor menyebut ada partai politik yang mencoba mendekatinya, namun Purbaya dengan tegas menolak. Ia menegaskan masih ingin fokus menjalankan tugas di pemerintahan dan belum berpikir soal politik praktis.
“Ya, saya fokus kerja dulu. Politik bukan minat saya,” katanya singkat.

0Komentar