EMT Muhammadiyah resmi terverifikasi oleh WHO sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia. (who.int)


Kabar membanggakan datang dari dunia kemanusiaan Indonesia. Setelah melalui proses panjang sejak 2017, Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah resmi terverifikasi oleh World Health Organization (WHO) sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia.

Penyerahan Confirmation Letter – EMT Global Classification dilakukan oleh perwakilan EMT Secretariat WHO, Roy Anthony Cosico, di Aula Masjid KH Sudja’, PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta. Verifikasi tersebut menjadikan EMT Muhammadiyah sebagai tim ke-16 di dunia yang lolos klasifikasi global WHO.

Menurut laporan Antara News, Tim Medis Darurat Muhammadiyah (EMT) secara resmi telah menerima verifikasi dari WHO—menjadi EMT pertama dari Indonesia yang terverifikasi dan yang ke-16 di dunia.

Proses verifikasi EMT Muhammadiyah telah dimulai sejak tahun 2017. Tahap pre-verifikasi berlangsung pada 9–10 Juli 2025 di Yogyakarta dengan pendampingan teknis dari Robert Koch Institute (RKI) dan International Search and Rescue (ISAR) Jerman. 

Dalam tahap ini, tim Muhammadiyah harus menunjukkan kemampuan operasional di lapangan, kesiapan logistik, serta koordinasi lintas lembaga dalam menghadapi simulasi bencana.

Setelah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan manajemen darurat, WHO menetapkan EMT Muhammadiyah sebagai tim dengan status “Global Classified,” setara dengan tim-tim medis darurat dari negara-negara maju.

Verifikasi dari WHO menandakan bahwa EMT Muhammadiyah memenuhi kriteria internasional dalam hal sumber daya manusia, peralatan medis, sistem manajemen, serta prosedur operasi standar dalam tanggap bencana. Status ini juga berarti tim siap dikerahkan untuk misi kemanusiaan global kapan pun dibutuhkan.

Bagi Muhammadiyah, pencapaian ini selaras dengan program prioritas organisasi untuk periode 2022–2027, yaitu memperluas peran global dalam misi dakwah dan kemanusiaan yang rahmatan lil ‘alamin.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut verifikasi ini sebagai tonggak baru kiprah Muhammadiyah di dunia internasional.

“Pencapaian ini melanjutkan peran Muhammadiyah dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan menjadi mendunia,” ujar Haedar.

Sementara itu, Budi Santoso, Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja panjang yang terukur.

“Sejak 2017 kami membangun sistem, melatih tim, dan memastikan semua sesuai standar WHO. Ini bukti bahwa lembaga kemanusiaan di Indonesia bisa bersaing di level global,” katanya.

Proses penguatan EMT Muhammadiyah melibatkan berbagai unit di internal organisasi, termasuk Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)/MDMC, Majelis Pembina Kesehatan Umum, Lazismu, serta jejaring rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (RSMA & PTMA).

Dengan verifikasi ini, Indonesia kini memiliki representasi resmi dalam jaringan EMT global WHO. Artinya, Indonesia dapat berpartisipasi langsung dalam operasi tanggap bencana dan krisis kesehatan dunia, sekaligus memperkuat kapasitas nasional dalam menghadapi situasi darurat di dalam negeri.

Verifikasi EMT Muhammadiyah ini juga menambah daftar negara yang memiliki tim medis darurat berstandar global, di mana sebelumnya hanya terdapat 15 tim yang telah lolos klasifikasi WHO di seluruh dunia.