Sejarah perbankan syariah modern bermula dari sebuah bank kecil di kota Mit Ghamr, Mesir, pada 1963. Inilah tonggak awal berkembangnya sistem keuangan Islam di dunia. (Pexels/David McEachan)

Bank syariah pertama di dunia ternyata lahir di Mesir pada 1963, jauh sebelum lembaga keuangan berbasis syariah berkembang di negara-negara mayoritas Muslim lainnya. Bank ini berdiri di kota Mit Ghamr, sebuah wilayah kecil di Delta Nil, dan menjadi langkah awal sistem keuangan Islam modern.

Lembaga tersebut dikenal dengan nama Mit Ghamr Savings Bank. Bank ini dipelopori oleh Dr. Ahmad El Najjar, seorang ekonom Mesir, sebagai upaya menciptakan sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, tanpa riba.

Berbeda dari bank konvensional, Mit Ghamr mengelola dana masyarakat dengan prinsip bagi hasil, bukan bunga pinjaman. Konsep ini dianggap lebih adil karena risiko dan keuntungan ditanggung bersama oleh bank dan nasabah.

Menurut catatan Kementerian Keuangan Mesir, pada tahun-tahun awal operasinya bank ini berhasil menarik ribuan nasabah, terutama dari kalangan petani dan pedagang kecil.

“Bank Mit Ghamr bisa disebut sebagai pionir perbankan syariah modern. Modelnya menjadi rujukan banyak negara, termasuk Indonesia dan Malaysia, ketika mengembangkan bank Islam di dekade berikutnya,” jelas Dr. Hatem Aly, peneliti ekonomi Islam di Universitas Kairo.

Ia menambahkan bahwa keberadaan bank ini membuktikan bahwa praktik keuangan syariah dapat dijalankan dalam skala institusional, bukan sekadar konsep teoritis.

Meski awalnya berjalan sukses, Bank Mit Ghamr menghadapi kendala politik pada akhir 1960-an. Pemerintah Mesir ketika itu menasionalisasi berbagai sektor ekonomi, termasuk lembaga keuangan. Akibatnya, identitas syariah bank perlahan hilang dan operasionalnya dilebur ke dalam sistem perbankan negara.

Namun, gagasan yang dibawa Mit Ghamr tidak berhenti di sana. Model ini kemudian diadopsi kembali dalam pendirian Islamic Development Bank (IDB) pada 1975, serta lahirnya bank-bank syariah di berbagai negara Arab, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara.

Saat ini, industri perbankan syariah telah tumbuh pesat dengan nilai aset global mencapai triliunan dolar AS. Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Indonesia menjadi pemain utama dalam sektor ini.

“Tanpa eksperimen awal di Mesir, mungkin perbankan syariah tidak berkembang secepat sekarang,” kata Prof. Rodney Wilson, pakar ekonomi Islam dari Durham University, Inggris.

Sejarah singkat di Mit Ghamr menjadi penanda bahwa apa yang dimulai di sebuah kota kecil di Mesir akhirnya berkembang menjadi salah satu industri keuangan terbesar di dunia.