![]() |
| NATO meningkatkan kewaspadaan setelah Presiden Polandia Karol Nawrocki menuding Vladimir Putin berpotensi menyerang negara lain selain Ukraina. (REUTERS) |
Presiden Polandia Karol Nawrocki menuding Presiden Rusia Vladimir Putin siap menginvasi negara lain di Eropa, setelah sebelumnya memicu konflik di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Finlandia Alexander Stubb di Helsinki, Selasa (9/9/2025).
Kekhawatiran ini muncul seiring meningkatnya ketegangan di perbatasan timur Eropa, khususnya Polandia dan Finlandia yang berbatasan langsung dengan Rusia.
"Kami tidak mempercayai niat baik Vladimir Putin," ujar Nawrocki. "Ketika menunggu perdamaian jangka panjang, kami percaya bahwa Putin juga siap menginvasi negara lain."
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Polandia terus memperkuat militer dan kemitraan strategisnya dengan sekutu NATO. Nawrocki juga menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai pemimpin yang mampu memaksa Putin untuk berunding.
Pekan lalu, Trump menawarkan pengiriman tambahan pasukan ke Polandia saat Nawrocki berkunjung ke Gedung Putih, disertai atraksi formasi militer sebagai simbol dukungan.
Finlandia, yang baru menyelesaikan 35 km dari rencana pagar perbatasan sepanjang 200 km dengan Rusia, juga menunjukkan kewaspadaan serupa. Stubb mengatakan Rusia menggunakan "taktik penundaan seperti biasanya" dalam perang Ukraina. Ia menegaskan perlunya tekanan lebih besar terhadap Moskow.
Kanselir Jerman Friedrich Merz, dalam pernyataan terpisah sehari sebelumnya, memperingatkan rencana ekspansi Rusia tidak akan berhenti di Ukraina.
"Kyiv hanya menjadi awal," tegas Merz.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bahkan menyebut Putin sebagai predator yang tidak akan berhenti di satu titik konflik saja.
Sebagai respons, Polandia meluncurkan program "Perisai Timur" senilai PLN 10 miliar untuk memperkuat perbatasan dengan Belarusia dan Rusia melalui pembangunan benteng, penghalang, serta sistem pemantauan udara yang ditargetkan rampung pada 2028.
Selain itu, negara-negara Baltik (Lituania, Latvia, Estonia) bersama Polandia berencana membangun "Baltic Defence Line" dan telah meminta pendanaan Uni Eropa untuk proyek tersebut.
Polandia juga berencana menutup perbatasannya dengan Belarusia terkait latihan perang gabungan Rusia-Belarusia bertajuk "Zapad-2025", yang dinilai mensimulasikan pendudukan "Suwalki Corridor", jalur strategis yang menjadi titik rawan NATO.
Ketegangan turut diperparah oleh pernyataan Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, yang menyebut Finlandia sebagai "boneka NATO" dan mengancam "kehancuran negara Finlandia selamanya". Retorika ini mengingatkan banyak pihak pada narasi Putin sebelum menginvasi Ukraina pada 2022.
Di sisi lain, tekanan ekonomi terhadap Rusia terus diperkuat. Polandia dan Finlandia menyerukan sanksi yang lebih keras, termasuk sanksi sekunder bagi negara-negara yang membantu Rusia menghindari embargo.
AS dan Uni Eropa kini berkoordinasi untuk menyelaraskan kebijakan sanksi, dengan aset bank sentral Rusia senilai sekitar US$335 miliar telah dibekukan dan larangan impor minyak Rusia diberlakukan secara luas.
Di Finlandia, masyarakat menunjukkan peningkatan minat terhadap pelatihan kesiapsiagaan darurat. Asosiasi kesiapsiagaan darurat wanita Finlandia (Nasta) mencatat lebih dari 800 pendaftar untuk kursus musim semi, dengan kursi pelatihan terisi penuh hanya dalam beberapa menit.

0Komentar