Proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL) segera dimulai. Kemenhub membangun jalur KRL Surabaya–Sidoarjo sepanjang 27 km dengan pinjaman Rp4,1 triliun dari Bank Pembangunan Jerman (KfW). Target beroperasi 2029. (Wikimedia Commons)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan membangun jaringan Kereta Rel Listrik (KRL) Surabaya–Sidoarjo sepanjang 27 kilometer yang diberi nama Surabaya Regional Railway Line (SRRL). 

Proyek ini dimulai setelah pemerintah meneken kontrak pinjaman senilai US$250 juta atau setara Rp4,1 triliun dari Bank Pembangunan Jerman (KfW) pada 2025.

Tahap pertama mencakup pembangunan jalur ganda dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo, termasuk elektrifikasi dengan pemasangan listrik aliran atas (LAA). Pemerintah menargetkan layanan ini bisa beroperasi pada 2029, meski pola operasionalnya masih dalam tahap perumusan.

“Pendanaan ini akan fokus pada infrastruktur dasar, dari pembangunan rel baru hingga elektrifikasi. Harapannya, SRRL menjadi tulang punggung transportasi massal ramah lingkungan di Jawa Timur,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal, dikutip dari DetikFinance (18/9/2025).

Menurut data dari KfW yang dipublikasikan di laman resmi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, nilai total investasi Fase I SRRL mencapai €296,8 juta atau sekitar Rp4,8 triliun. 

Dari jumlah itu, €230 juta berasal dari pinjaman lunak KfW, sisanya berupa dana pendamping pemerintah sebesar €66,8 juta, serta hibah senilai €6 juta untuk mendukung integrasi transportasi.

Proyek ini masih dalam tahap awal. Tahun 2026, pemerintah menjadwalkan studi kelayakan (feasibility study) dan desain teknis (Detail Engineering Design/DED), sementara lelang pekerjaan fisik diperkirakan berlangsung mulai 2027. 

Target penyelesaian pembangunan dicanangkan pada 2028, sebelum operasional resmi dibuka pada 2029.

Pihak Jerman menyebut, proyek ini bukan hanya soal transportasi, tetapi juga bagian dari dukungan terhadap agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 

“SRRL dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan kemacetan di kawasan metropolitan Surabaya, sekaligus melayani lebih dari 200.000 penumpang per hari,” tulis KfW dalam pernyataan resminya.

Kemenhub juga membuka peluang perpanjangan jalur hingga Gresik setelah Fase I rampung. Namun, rencana ini masih dalam pembahasan lanjutan dan belum memiliki jadwal pasti.