![]() |
| Serangan udara Israel kembali menghantam Suriah dengan target Homs dan Latakia. Pemerintah Suriah kecam keras aksi ini dan mendesak PBB untuk bertindak menghentikan eskalasi di Timur Tengah. (AP) |
Serangan udara Israel kembali mengguncang Suriah pada Selasa (9/9/2025). Serangan tersebut menargetkan sejumlah titik di kota Homs, termasuk sebuah pangkalan udara, serta barak militer di Latakia. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan adanya korban jiwa dan kerusakan di beberapa lokasi, sementara media resmi Suriah (SANA) belum merinci jumlah korban.
Menurut laporan warga, ledakan keras terdengar di sekitar Homs dan ambulans terlihat bergegas menuju lokasi serangan di Latakia. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Suriah sejak akhir 2024, menyusul jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Data yang dihimpun menunjukkan sepanjang 2025 Israel telah melancarkan hampir 100 serangan di wilayah Suriah, terdiri dari 86 serangan udara dan 11 serangan darat.
Rentetan serangan itu telah menewaskan sedikitnya 61 orang dan menghancurkan lebih dari 130 lokasi strategis. Lonjakan serangan terjadi setelah Desember 2024, ketika lebih dari 500 serangan udara menghantam Suriah hanya dalam tiga pekan terakhir tahun tersebut.
Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikaitkan dengan visi ekspansi regional yang dikenal sebagai "Israel Raya", yang mencakup klaim wilayah Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania. Israel juga disebut secara sepihak membatalkan Perjanjian Pemisahan Pasukan 1974 dan menduduki zona penyangga di Dataran Tinggi Golan.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam keras serangan ini dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
"Serangan udara Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Arab Suriah," kata kementerian melalui pernyataan yang dirilis kantor berita SANA.
Mereka juga menyebut serangan tersebut sebagai "ancaman langsung terhadap keamanan nasional Suriah dan stabilitas regional," serta mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas menghentikan agresi Israel yang berulang.
Sejumlah negara anggota PBB telah menyuarakan kecaman terhadap eskalasi kekerasan ini. Amerika Serikat disebut tetap memberikan dukungan militer dan politik kepada Israel, termasuk bantuan tahunan sebesar US$3,8 miliar. Sementara itu, Iran yang memiliki pengaruh besar di Suriah, disebut terus memperkuat peran militernya di wilayah tersebut.
Serangan terbaru ini juga terjadi sebulan setelah serangan drone Israel di Damaskus yang menewaskan enam tentara Suriah pada Agustus 2025. Saat itu, serangan menyasar gedung Kementerian Pertahanan Suriah dan area di sekitar Istana Presiden.

0Komentar