![]() |
| Kota ramah pejalan kaki adalah kota yang dirancang agar warganya dapat berjalan kaki dengan aman, nyaman, dan mudah. Konsep ini sering disebut juga walkability. (Freepik/Teksomolika) |
Sepuluh kota dinilai paling ramah bagi pejalan kaki dalam laporan terbaru Walkability Index 2025 yang dirilis Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Kota-kota seperti Paris, Tokyo, dan Barcelona masuk daftar teratas, sementara Jakarta tidak tercatat di dalamnya.
Laporan tersebut menilai kota berdasarkan akses trotoar, keselamatan pejalan kaki, kualitas transportasi publik, hingga ruang hijau. Kota dengan tata ruang padat dan transportasi publik terintegrasi lebih unggul.
Berikut daftar 10 kota paling ramah pejalan kaki tahun 2025:
1. Paris, Prancis
Dikenal dengan kebijakan pembatasan mobil dan jalur khusus pejalan kaki di pusat kota. Banyak jalan utama kini didedikasikan untuk mobilitas non-kendaraan.
2. Tokyo, Jepang
Infrastruktur jalan yang tertib, aman, dan akses langsung ke transportasi umum membuat Tokyo menonjol. Jalur penyeberangan terintegrasi dengan stasiun transportasi.
3. Barcelona, Spanyol
Konsep superblocks yang membatasi lalu lintas mobil di kawasan permukiman memperluas ruang gerak pejalan kaki. Ruang publiknya juga terjaga dengan baik.
4. Bogotá, Kolombia
Sukses dengan program Ciclovía yang menutup jalan tertentu setiap Minggu untuk pejalan kaki dan pesepeda. Sistem BRT TransMilenio mendukung mobilitas tanpa kendaraan pribadi.
5. Hong Kong
Kepadatan tinggi kota ini diimbangi dengan jalur pejalan kaki yang terhubung ke pusat perbelanjaan dan transportasi umum. Banyak kawasan pejalan kaki berada di atas jalan raya.
6. Berlin, Jerman
Memiliki jaringan trotoar luas, ruang hijau, serta transportasi umum yang andal. Berlin juga aktif membatasi lalu lintas mobil di pusat kota.
7. London, Inggris
Pusat kota dilengkapi zona bebas kendaraan, jalur khusus, dan integrasi dengan sistem transportasi bawah tanah. Pemerintah kota gencar memperluas jalur pejalan kaki.
8. Copenhagen, Denmark
Walau dikenal ramah pesepeda, kota ini juga unggul dalam fasilitas untuk pejalan kaki. Pusat kota bebas mobil sudah berlaku sejak 1960-an.
9. New York City, Amerika Serikat
Beberapa kawasan ikonik seperti Times Square dan High Line diubah menjadi ruang ramah pejalan kaki. Kota ini terus memperluas trotoar dan zona bebas mobil.
10. Seoul, Korea Selatan
Revitalisasi kawasan Cheonggyecheon dan perluasan jalur pejalan kaki di pusat kota membuat Seoul masuk daftar. Integrasi transportasi publik menjadi kunci utamanya.
Jakarta sendiri tidak termasuk dalam daftar. Menurut ITDP Indonesia, ibu kota masih menghadapi tantangan besar dalam menciptakan lingkungan ramah pejalan kaki. Trotoar yang terputus, kualitas udara, serta dominasi kendaraan bermotor disebut sebagai faktor penghambat.
Pemerintah Provinsi DKI mengklaim sudah melakukan berbagai perbaikan, termasuk revitalisasi trotoar di Sudirman-Thamrin dan Kemang sejak 2017. Namun, konsistensi perawatan dan perluasan ke wilayah lain masih menjadi pekerjaan rumah.
Konteks global menunjukkan, kota ramah pejalan kaki tak hanya soal infrastruktur, melainkan juga keberpihakan kebijakan. Sejumlah kota besar di Eropa menerapkan pembatasan kendaraan pribadi, sementara di Asia, integrasi transportasi umum menjadi kunci.

0Komentar