Proyek jalan tol Semarang-Demak Seksi 1 terintegrasi dengan tanggul laut sudah capai progres 44%. Target rampung April 2027, jadi solusi banjir rob dan kemacetan Pantura. Gunakan teknologi bambu hemat biaya hingga 40%. (Foto: Dok. Pemprov Jateng)

Proyek jalan tol yang nyambung langsung ke tanggul laut tengah dikebut di Jawa Tengah. Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 yang membentang dari Kaligawe ke Sayung sepanjang 10,64 km kini telah mencapai progres fisik 44,26% per 12 Juni 2025. 

Proyek bernilai total Rp15,3 triliun ini bukan sekadar jalur bebas hambatan, tapi juga menjadi benteng utama melawan banjir rob yang selama ini menghantui kawasan pesisir Semarang.

Pemerintah menargetkan rampung April 2027, dengan pembangunan jalan tol yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut atau Giant Sea Wall. 

Ini menjadi proyek pertama di Indonesia yang memadukan fungsi infrastruktur jalan dan pengendali banjir dalam satu desain terintegrasi.

“Jalan tol ini mengurangi beban lalu lintas di Jalan Pantura Jawa yang sudah sangat padat dan sering mengalami kemacetan,” kata Menteri PUPR Dody Hanggodo, Kamis (19/6/2025). 

Ia juga menegaskan bahwa keberadaan tanggul laut di bawah struktur tol akan menjadi solusi jangka panjang untuk banjir rob yang selama ini merugikan warga dan industri di kawasan pesisir Semarang.

Proyek ini dibangun dalam dua seksi. Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km sudah beroperasi sejak 25 Februari 2023. 

Sementara Seksi 1 Kaligawe-Sayung menjadi tantangan tersendiri karena dibangun di atas laut. Proyek ini dibagi dalam tiga paket pekerjaan:

• Paket 1A oleh Hutama Karya-BUCG, progres 65,92%.

• Paket 1B oleh PP-WIKA-CRBC, progres 42,97%.

• Paket 1C oleh Adhi Karya-Sinohydro, progres 22,77%.

Salah satu terobosan paling mencolok dari proyek ini adalah penggunaan teknologi matras bambu, cerucuk bambu, dan Prefabricated Vertical Drain (PVD) untuk soil improvement di atas laut. 

Sekitar 6 juta batang bambu lokal digunakan untuk menstabilkan tanah, menggantikan metode mahal seperti deep soil mixing atau vibro stone column.

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, inovasi ini bisa memangkas biaya hingga 40%. 

“Teknologi ini tak hanya lebih murah, tapi juga ramah lingkungan dan mendukung ekonomi lokal karena bambu berasal dari dalam negeri,” ujarnya.

Namun, pembangunan tidak selalu mulus. Lokasi proyek di atas laut membuat pekerjaan rentan terhadap cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan deras. Meski begitu, pemerintah memastikan proyek tetap berjalan on track.

Tak hanya jalan tol, Kementerian PUPR juga membangun sistem pengendali banjir di kawasan sekitar. 

Salah satunya adalah rumah pompa Tenggang-Sringin dengan kapasitas 81 m³/detik dan kolam retensi Terboyo seluas 189 hektare yang dilengkapi pompa axial dan submersible. 

Infrastruktur ini ditargetkan mampu melindungi lebih dari 250 ribu warga di tiga kecamatan dari genangan air laut. Proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) karena efek domino-nya sangat besar. 

Selain memangkas waktu tempuh Semarang-Demak dari 1,5 jam menjadi 20 menit, tol ini juga meningkatkan konektivitas menuju pelabuhan, bandara, kawasan industri Terboyo, dan destinasi wisata religi seperti Masjid Agung Demak.

Dari sisi pendanaan, Seksi 1 dibiayai dengan skema campuran antara APBN dan pinjaman luar negeri, terutama dari China Exim Bank (CEXIM). 

Total investasi untuk keseluruhan proyek diperkirakan mencapai Rp15,3 triliun, dengan porsi pemerintah sekitar Rp10,56 triliun.

Ke depan, jika proyek ini rampung sesuai jadwal, akan menjadi benchmark nasional untuk proyek infrastruktur terpadu antara transportasi dan pengendalian bencana iklim. 

Pemerintah juga tengah mempertimbangkan penerapan model serupa di wilayah pesisir utara lainnya yang terdampak rob seperti Pekalongan dan Jakarta Utara.

Dengan progres saat ini yang melampaui ekspektasi dan penggunaan teknologi lokal yang inovatif, proyek Tol Semarang-Demak tak hanya menjadi simbol kemajuan konstruksi nasional, tetapi juga jawaban konkret atas tantangan perubahan iklim di wilayah pesisir.