![]() |
Donald Trump melaporkan pendapatan lebih dari Rp 9 triliun pada 2025, didorong oleh kripto, klub golf, dan lisensi global. Namun, kritik soal konflik kepentingan masih membayangi. (Foto: AFP) |
Laporan pengungkapan keuangan publik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan gambaran menarik tentang kerajaan bisnisnya. Dengan pendapatan lebih dari US$600 juta (setara Rp 9,75 triliun dengan kurs Rp 16.250/US$) dan aset minimal US$1,6 miliar, laporan ini menyoroti bagaimana pengusaha gaek ini terus memperluas kekayaannya melalui berbagai sektor, mulai dari kripto, klub golf, hingga biaya lisensi.
Namun, di balik angka-angka mengesankan ini, muncul pula kritik tentang potensi konflik kepentingan yang terus membayangi karier politiknya.
Laporan setebal 234 halaman yang dirilis oleh Kantor Etika Pemerintah ini mencakup periode hingga Desember 2024.
Berbeda dengan laporan keuangan pejabat lain seperti Joe Biden (11 halaman) atau Kamala Harris (15 halaman), dokumen Trump menunjukkan kompleksitas portofolio bisnisnya.
Pendapatan utama berasal dari tiga pilar besar: kripto, properti (khususnya klub golf), dan biaya lisensi dari proyek global.
Salah satu sorotan terbesar adalah keterlibatan Trump dalam dunia kripto. World Liberty Financial, perusahaan keuangan terdesentralisasi yang dikaitkan dengan keluarga Trump, menyumbang pendapatan pribadi sebesar US$57,35 juta dari penjualan token.
Secara keseluruhan, perusahaan ini dilaporkan telah meraup lebih dari US$400 juta, menunjukkan betapa besar potensi sektor ini bagi Trump. Selain itu, koin meme $TRUMP yang diluncurkan pada Januari 2025 menghasilkan sekitar US$320 juta dalam biaya.
Meski tidak termasuk dalam laporan ini karena di luar periode pelaporan, koin ini menunjukkan daya tarik merek Trump di pasar kripto. Trump juga diketahui memegang 15,75 miliar token tata kelola di World Liberty Financial dan terlibat dalam operasi penambangan Bitcoin serta dana aset digital.
Keberhasilan bisnis kripto ini, bagaimanapun, memicu kritik karena dianggap mendapat manfaat dari kebijakan pro-kripto selama masa kepresidenannya.
Bisnis properti, khususnya klub golf di Florida, tetap menjadi tulang punggung keuangan Trump. Tiga resor golfnya di Jupiter, Doral, dan West Palm Beach, ditambah klub anggota eksklusif Mar-a-Lago, menghasilkan pendapatan gabungan sebesar US$217,7 juta.
Trump National Doral, yang terkenal dengan lapangan golf Blue Monster, menjadi penyumbang terbesar dengan US$110,4 juta.
Angka ini mencerminkan pendapatan kotor, bukan laba bersih, tetapi tetap menunjukkan kekuatan merek Trump di sektor perhotelan dan hiburan.
Trump juga meraup keuntungan dari proyek lisensi internasional, termasuk US$5 juta dari pengembangan di Vietnam, US$10 juta dari proyek di India, dan hampir US$16 juta dari kesepakatan di Dubai.
Selain itu, berbagai royalti menambah pundi-pundinya, seperti US$1,3 juta dari penjualan Greenwood Bible—Alkitab yang dipromosikan sebagai “satu-satunya yang didukung oleh Trump dan Lee Greenwood”—serta US$2,8 juta dari Trump Watches dan US$2,5 juta dari Trump Sneakers and Fragrances.
Sektor digital juga tidak ketinggalan. Trump memperoleh US$1,16 juta dari penjualan kartu perdagangan digital (NFT), sementara Ibu Negara Melania Trump menghasilkan sekitar US$216.700 dari koleksi NFT miliknya.
Selain bisnis aktif, Trump melaporkan pendapatan setidaknya US$12 juta dari investasi pasif, termasuk bunga dan dividen dari portofolio senilai minimal US$211 juta.
Investasi terbesarnya berada di Blue Owl Capital Corp serta dana obligasi pemerintah yang dikelola oleh Charles Schwab dan Invesco.
Saham mayoritasnya (53%) di Trump Media & Technology Group, pemilik platform Truth Social, juga menjadi pilar utama kekayaannya, dengan nilai diperkirakan mencapai miliaran dolar.
Meskipun Trump menyatakan bahwa bisnisnya dikelola melalui perwalian oleh anak-anaknya, laporan ini menunjukkan bahwa pendapatan dari berbagai sumber tetap mengalir kepadanya.
Hal ini memicu kritik tentang potensi konflik kepentingan, terutama di sektor kripto, yang diyakini mendapat dorongan dari kebijakan pemerintahannya.
Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi terkait isu ini, tetapi juru bicara Trump, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa ia telah mematuhi semua kewajiban pelaporan etika.
Kritik ini bukan hal baru. Sejak masa kepresidenan pertamanya, Trump kerap dituduh memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan bisnis pribadi.
Keterlibatan keluarganya dalam proyek seperti World Liberty Financial dan koin $TRUMP hanya memperkuat persepsi ini, meskipun detail pembagian keuntungan dengan mitra bisnisnya masih belum transparan.
Laporan keuangan ini hanya memberikan kisaran nilai aset dan pendapatan, sehingga perhitungan Reuters menggunakan angka terendah, yang berarti total kekayaan Trump kemungkinan jauh lebih tinggi.
Selain itu, kewajiban seperti utang kartu kredit American Express (minimal US$15.000) dan pembayaran terkait kasus hukum dengan E. Jean Carroll juga dicatat, meskipun tanpa rincian jumlah pasti.
Laporan keuangan Donald Trump menegaskan statusnya sebagai salah satu pebisnis paling berpengaruh di Amerika Serikat, dengan portofolio yang mencakup kripto, properti, dan lisensi global.
Namun, keberhasilannya diiringi oleh pertanyaan tentang etika dan transparansi, terutama terkait konflik kepentingan.
Dengan bisnis kripto yang sedang naik daun dan aset properti yang tetap kokoh, kerajaan bisnis Trump terus berkembang, tetapi sorotan publik terhadap dampaknya pada peran politiknya kemungkinan akan terus berlanjut.
0Komentar