Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengambil langkah tegas terhadap 27 perusahaan pengelola Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang belum atau terlambat menyampaikan laporan tahunan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL). Langkah ini bagian dari upaya KKP untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan maritim, terutama terkait infrastruktur kabel laut yang jadi tulang punggung konektivitas digital Indonesia.
SKKL merupakan jaringan kabel serat optik di dasar laut yang menghubungkan wilayah-wilayah di dalam negeri maupun ke luar negeri. Teknologi ini menjadi andalan karena menawarkan kapasitas besar, kecepatan tinggi, dan keamanan yang tinggi untuk kebutuhan komunikasi digital.
Namun, pengelolaan SKKL tak lepas dari regulasi tata ruang laut. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 28 Tahun 2021, setiap pemegang izin KKPRL wajib menyampaikan laporan tahunan agar aktivitasnya tidak melanggar zonasi atau merusak ekosistem laut.
Jika tidak patuh, perusahaan bisa dikenakan sanksi administratif sesuai Permen KP Nomor 31 Tahun 2021. Staf Khusus Menteri KKP, Doni Ismanto Darwin, mengatakan bahwa keterlambatan pelaporan bisa berujung denda.
“Pemegang KKPRL punya konsekuensi denda Rp5 juta per hari jika terlambat atau tidak menyampaikan laporan tahunan,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg Technoz pada 12 Juni 2025.
Sebagai bentuk penegakan aturan, KKP telah menyiapkan surat peringatan pertama (SP1) untuk 27 perusahaan yang belum melapor.
Menurut Doni, pihaknya sudah melakukan sosialisasi berkali-kali, tapi masih banyak yang belum memenuhi kewajiban.
“Kalau peringatan ini diabaikan, maka denda administratif bisa diberlakukan,” tegasnya. Langkah ini sekaligus jadi peringatan agar perusahaan lebih serius dalam memenuhi kewajiban pelaporan.
Beberapa perusahaan besar yang masuk daftar antara lain:
No | Perusahaan | Proyek SKKL |
---|---|---|
1 | PT XL Axiata Tbk. | SKKL Batam-Sarawak Internet Cable System |
2 | PT Palapa Timur Telematika | SKKL Palapa Ring Timur |
3 | PT Mora Telematika Indonesia | SKKL Ende-Kupang |
4 | PT LEN Telekomunikasi Indonesia | SKKL Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring Paket Tengah |
5 | PT Palapa Ring Barat | SKKL Palapa Ring Barat |
6 | PT Mora Telematika Indonesia | SKKL Sape-Labuhan Bajo |
7 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Luwuk-Morowali-Kendari (SKKL LUMORI) |
8 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Gili-Lombok |
9 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Padang-Mentawai |
10 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL BU2 (Eksisting) - Lewoleba |
11 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Gresik-Bawean |
12 | PT Telekomunikasi Indonesia International | Sistem Komunikasi Kabel Laut Singapore-Myanmar (Sigmar) |
13 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL NTB-NTT |
14 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Bali-Lombok |
15 | PT XL Axiata Tbk. | SKKL Echo |
16 | PT Communication Cable Systems Indonesia | SKKL Jawa-Bali |
17 | PT NTT Indonesia | SKKL MIST |
18 | PT Optic Marine Indonesia | SKKL Bay To Bay Express |
19 | PT Optic Marine Indonesia | SKKL Asia Direct Cable |
20 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Inter Island Anambas Area (Jalur Jemaja-Tarempa-Matak) |
21 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL Inter Island Anambas Area (Jalur Tanjungpinang-Galang) |
22 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL IGG di Wilayah Pulau Pramuka |
23 | PT Telekomunikasi Indonesia | SKKL IGG, Matanusa, dan Tuas Extension |
24 | PT Communication Cable Systems Indonesia | SKKL Jawa-Bali |
25 | PT Supra Primatama Nusantara | SKKL Sungsang-Muntok |
26 | PT Supra Primatama Nusantara | SKKL Anyer-Kalianda |
27 | PT Seax Indonesia Pratama | SKKL SIP |
Totalnya ada 27 proyek SKKL yang tersebar dari jalur domestik seperti Jawa–Bali hingga koneksi internasional seperti Singapore–Myanmar (Sigmar).
Telat menyampaikan laporan bukan sekadar urusan administratif. SKKL adalah infrastruktur vital yang menopang sistem digital nasional.
Kalau pengawasan longgar, risiko kerusakan kabel makin besar—baik karena aktivitas kapal, penangkapan ikan, maupun bencana alam. Ini bisa berdampak pada gangguan komunikasi nasional.
Salah satu contoh nyata adalah insiden kerusakan kabel laut di Papua yang pernah mengganggu layanan internet. Saat itu, KKP dan Telkom sempat menggelar sosialisasi bersama di sana demi melindungi SKKL dari aktivitas perikanan.
Meski sosialisasi sudah dilakukan, KKP menilai masih ada tantangan. Beberapa kemungkinan penyebab keterlambatan laporan adalah kurangnya tenaga internal perusahaan, kesulitan teknis, atau minimnya pemahaman soal pentingnya pelaporan KKPRL.
Hingga kini, perusahaan besar seperti Telkom belum memberikan tanggapan resmi, meskipun sudah dihubungi oleh Bloomberg Technoz.
Denda Rp5 juta per hari tentu jadi tekanan besar, apalagi bagi perusahaan yang punya banyak proyek kabel laut. Karena itu, perusahaan perlu segera memperbaiki sistem pelaporan internal mereka.
Di sisi lain, KKP juga bisa mempertimbangkan pendekatan tambahan, seperti pelatihan teknis atau penyederhanaan proses pelaporan lewat platform digital. Edukasi berkelanjutan juga penting agar semua pihak punya pemahaman yang sama soal regulasi.
Langkah cepat dari perusahaan juga dinantikan publik, apakah dalam bentuk laporan yang segera diserahkan atau pernyataan resmi untuk menjawab isu ini.
Langkah KKP memberi sanksi kepada 27 perusahaan SKKL menjadi penegas bahwa tata kelola ruang laut bukan hal sepele. Dengan ancaman denda harian dan SP1 yang sudah dilayangkan, perusahaan harus lebih sigap dan taat aturan.
Ke depan, kolaborasi antara regulator dan pelaku industri akan sangat menentukan keberlanjutan dan keamanan infrastruktur SKKL di Indonesia.
0Komentar