![]() |
Harga emas dunia melonjak ke US$ 3.419 per troy ons di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Ketegangan geopolitik mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. (REUTERS/Daniel Munoz) |
Harga emas dunia terus menanjak, mencatatkan level US$ 3.419,12 per troy ons di pasar spot, setara dengan sekitar Rp 1.790.025 per gram berdasarkan kurs USD/IDR Rp 16.281,9. Kenaikan ini, yang mencapai lebih dari 3% secara mingguan, menempatkan emas pada posisi tertinggi dalam hampir dua bulan, didorong oleh eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Sebagai aset safe haven, emas menjadi pilihan utama investor di tengah ketidakpastian global. Artikel ini mengupas dinamika harga emas, faktor pendorongnya, dan prospek teknikal untuk memberikan panduan mendalam bagi pelaku pasar.
Pagi ini, kabar serangan Israel ke ibu kota Iran, Teheran, mengguncang pasar global. Ledakan terdengar di kota tersebut, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih lanjut.
Iran telah menyatakan kesiapannya untuk membalas setiap agresi, sementara Menteri Pertahanan Israel mengumumkan keadaan darurat khusus, mengantisipasi serangan balasan dengan drone dan rudal.
Situasi ini memperkuat daya tarik emas sebagai pelindung nilai di tengah gejolak. Ketika ketidakpastian geopolitik meningkat, investor cenderung beralih dari aset berisiko seperti saham ke emas, yang dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman.
Kenaikan harga emas lebih dari 3% dalam seminggu terakhir mencerminkan respons pasar terhadap dinamika ini, dengan aliran modal yang signifikan mengalir ke logam mulia ini.
Bagi investor Indonesia, kenaikan harga emas dunia memiliki implikasi langsung. Dengan harga spot saat ini di US$ 3.419,12 per troy ons dan kurs USD/IDR di Rp 16.281,9, harga emas dalam rupiah mencapai sekitar Rp 55.669.791 per troy ons.
Mengingat satu troy ons setara dengan 31,1 gram, harga per gram menjadi sekitar Rp 1.790.025. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya pada pukul 14:39 WIB, ketika harga emas tercatat US$ 3.416,47 per troy ons (setara Rp 1,78 juta per gram dengan kurs Rp 16.237).
Kenaikan tipis ini mencerminkan momentum bullish yang terus berlanjut, didukung oleh fluktuasi kurs dan sentimen pasar global.
Analisis Teknis: Tren Bullish dengan Potensi Koreksi
Secara teknikal, emas berada dalam fase bullish pada perspektif mingguan. Indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari saat ini berada di level 62, turun dari sebelumnya 69 yang mendekati zona overbought di 70.
Posisi RSI di atas 50 mengonfirmasi tren penguatan, dengan ruang untuk kenaikan lebih lanjut sebelum mencapai kondisi jenuh beli. Penurunan RSI ini menunjukkan bahwa tekanan overbought telah mereda, mengurangi risiko koreksi jangka pendek.
Namun, indikator Stochastic RSI di level 32, yang berada di zona jual, menandakan potensi tekanan jual jika investor mulai mengambil keuntungan setelah kenaikan signifikan.
Harga emas saat ini mendekati resisten kunci di US$ 3.442 per troy ons. Jika level ini tertembus, harga berpotensi melonjak menuju US$ 3.449, dengan target optimis di US$ 3.493.
Pilihan Editor:
Sebaliknya, level pivot di US$ 3.334 menjadi acuan penting, dengan support terdekat di US$ 3.315 (berbasis Moving Average 5) dan US$ 3.302 (MA-10) sebagai target berikutnya jika harga terkoreksi.
Penutupan harga di atas US$ 3.377, yang merupakan level 23,6% Fibonacci Retracement dari rally April, memperkuat prospek bullish. Namun, pelaku pasar perlu waspada terhadap potensi pullback, terutama jika volume profit-taking meningkat.
Faktor Fundamental Lain yang Mendukung
Selain ketegangan geopolitik, beberapa faktor fundamental turut memengaruhi harga emas. Pelemahan dolar AS, yang sering kali terjadi di tengah ketidakpastian global, dapat mendukung kenaikan harga emas karena korelasi negatif antara keduanya.
Selain itu, ekspektasi suku bunga Federal Reserve yang lebih rendah di tengah situasi ini mengurangi biaya peluang memegang emas, yang tidak menghasilkan bunga. Permintaan fisik dari pasar utama seperti India dan Tiongkok, serta aliran masuk ke ETF emas, juga dapat memperkuat harga.
Namun, kenaikan signifikan dalam seminggu terakhir meningkatkan risiko aksi ambil untung, yang dapat memicu koreksi jangka pendek.
Prospek dan Strategi untuk Investor
Harga emas dunia saat ini menawarkan peluang sekaligus tantangan. Momentum bullish, yang didorong oleh ketegangan geopolitik, menunjukkan potensi kenaikan menuju US$ 3.493 jika resisten US$ 3.442 tertembus.
Namun, indikator Stochastic RSI yang berada di zona jual mengisyaratkan kemungkinan konsolidasi atau pullback menuju level support US$ 3.334 atau lebih rendah.
Bagi investor jangka pendek, memantau level resisten dan support kunci menjadi krusial, dengan strategi pengambilan keuntungan jika RSI kembali mendekati zona overbought.
Investor jangka panjang, di sisi lain, dapat memanfaatkan koreksi harga untuk akumulasi bertahap, mengingat tren bullish jangka panjang tetap didukung oleh fundamental kuat. Manajemen risiko, seperti menetapkan stop-loss di bawah US$ 3.302, juga penting untuk melindungi posisi dari fluktuasi tak terduga.
Harga emas dunia pada 13 Juni 2025 mencerminkan kekuatan sentimen safe haven di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat. Dengan harga mencapai US$ 3.419,12 per troy ons atau Rp 1.790.025 per gram, emas tetap menjadi aset menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian.
Meski prospek teknikal menunjukkan ruang untuk kenaikan lebih lanjut, risiko pullback jangka pendek perlu diwaspadai.
Dengan memadukan analisis fundamental dan teknikal, pelaku pasar dapat menavigasi dinamika harga emas dengan lebih percaya diri, memanfaatkan peluang sambil mengelola risiko dengan cermat.
0Komentar