Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv mengalami kerusakan ringan setelah serangan rudal Iran menghantam wilayah tersebut. (Foto: X/@kareemrifai)

Iran kembali melancarkan serangan rudal ke Israel, menargetkan kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Haifa Pada dini hari Senin, 16 Juni 2025. Salah satu dampak dari serangan ini adalah kerusakan ringan pada cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv, sebagaimana dikonfirmasi oleh Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee. 

“Beberapa kerusakan kecil akibat hantaman rudal Iran di dekat Cabang Kedutaan di Tel Aviv, tetapi tidak ada cedera pada personel AS,” tulis Huckabee dalam unggahan di platform X, seperti dilansir Al Jazeera. 

Insiden ini menjadi bagian dari eskalasi konflik yang kini melibatkan berbagai pihak, termasuk respons internasional dari negara seperti China dan India.

Serangan rudal Iran ini merupakan balasan atas operasi militer Israel yang diberi nama "Operation Rising Lion," yang menargetkan fasilitas nuklir, pemimpin militer, dan ilmuwan nuklir Iran. 

Menurut laporan Reuters, Iran telah menembakkan lebih dari 270 rudal sejak Jumat, dengan 22 di antaranya berhasil menembus pertahanan Israel, menyebabkan 19 kematian dan ratusan luka di Israel, serta lebih dari 1.000 korban luka di Iran. 

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menuding AS terlibat dalam serangan Israel, menyatakan bahwa operasi tersebut “tidak mungkin dilakukan tanpa koordinasi dan persetujuan Amerika Serikat” (Time). 

Tuduhan ini kemungkinan menjadi salah satu alasan mengapa area di sekitar kedutaan AS di Tel Aviv menjadi sasaran, sebagai simbol protes terhadap dugaan keterlibatan AS.


Dampak pada Kedutaan AS dan Infrastruktur Israel

Menurut Times of Israel, cabang Kedutaan Besar AS di Tel Aviv mengalami kerusakan ringan akibat efek ledakan rudal Iran di sekitar area tersebut. Meski demikian, tidak ada laporan cedera di antara staf kedutaan. 

Sebagai tindakan pencegahan, kedutaan dan konsulat AS di Tel Aviv dan Yerusalem tetap ditutup hingga waktu yang belum ditentukan, dengan perintah berlindung di tempat masih berlaku. 

“Kami terus memantau situasi dan mengutamakan keselamatan personel,” tambah Huckabee.

Selain dampak pada kedutaan, serangan ini juga mengganggu operasional infrastruktur di Israel. Bandara utama Israel ditutup, memaksa pelancong untuk mencari alternatif melalui tiga penyeberangan perbatasan darat dengan Yordania yang tetap dibuka: Penyeberangan Sungai Yordan, Jembatan Raja Hussein (Allenby), dan Penyeberangan Yitzhak Rabin. 

Namun, Al Jazeera melaporkan bahwa pelancong diminta untuk memastikan keamanan sebelum menggunakan jalur ini, dengan peringatan bahwa perjalanan dilakukan atas risiko sendiri.


Respons Internasional

Konflik ini memicu reaksi cepat dari komunitas internasional, khususnya dari negara-negara dengan warga yang berada di wilayah terdampak.

China: Kedutaan Besar China di Israel kembali mengeluarkan peringatan keselamatan bagi warganya pada 13 Juni 2025, menyusul serangan Israel ke Iran. 

Dalam pernyataan yang dikutip Reuters, warga China di Israel diminta untuk memantau perkembangan situasi dan mematuhi peringatan keselamatan dari otoritas Israel. 

Sementara itu, kedutaan China di Iran juga mengeluarkan imbauan serupa, memperingatkan warganya tentang potensi serangan rudal, roket, dan drone (South China Morning Post). 

China juga menyerukan de-eskalasi kepada kedua belah pihak untuk menjaga stabilitas regional (Al Arabiya).

India: Kedutaan Besar India di Teheran bergerak cepat untuk memastikan keselamatan warga negaranya, khususnya para mahasiswa India di Iran. 

Kementerian Luar Negeri India, seperti dikutip Indian Express, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau situasi keamanan dan telah memfasilitasi pemindahan beberapa mahasiswa ke lokasi yang lebih aman di Iran. 

“Kami juga berkomunikasi dengan pemimpin komunitas untuk menangani masalah kesejahteraan dan keselamatan,” ujar pernyataan resmi kementerian (India Today). 

Langkah ini menunjukkan upaya proaktif India dalam melindungi warganya di tengah ketidakpastian.


Konflik Memanas, Dunia Serukan Jalan Damai

Konflik Iran-Israel bukanlah hal baru, tetapi eskalasi terbaru ini menandai babak baru dalam rivalitas regional yang sudah berlangsung lama. Ambisi nuklir Iran dan kekhawatiran keamanan Israel menjadi pemicu utama, dengan AS sering kali dituding sebagai pendukung utama Israel. 

Serangan rudal Iran ke Tel Aviv, termasuk dampaknya pada kedutaan AS, menambah dimensi baru dalam dinamika ini, menyoroti kompleksitas hubungan geopolitik di Timur Tengah.

Dampak dari konflik ini sangat luas, mulai dari korban jiwa hingga gangguan infrastruktur. Dengan 24 kematian warga sipil dan ratusan luka di Israel, serta kerusakan signifikan pada bangunan tempat tinggal di Tel Aviv (Al Jazeera), situasi ini telah menciptakan krisis kemanusiaan. 

Sementara itu, seruan untuk de-eskalasi dari negara seperti China menggarisbawahi perlunya solusi diplomatik untuk mencegah konflik yang lebih luas.

Serangan rudal Iran ke Tel Aviv, yang menyebabkan kerusakan ringan pada kedutaan AS, adalah bagian dari eskalasi konflik yang kompleks dan berbahaya antara Iran dan Israel. 

Respons cepat dari negara-negara seperti China dan India menunjukkan kekhawatiran global terhadap situasi ini, sementara tuduhan keterlibatan AS menambah lapisan ketegangan. 

Dengan bandara utama Israel ditutup dan kedutaan AS masih berlindung, situasi tetap kritis. Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari kedua belah pihak, dengan harapan bahwa diplomasi dapat mencegah eskalasi lebih lanjut.