Kecelakaan tragis menimpa penerbangan Air India AI171 di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. Boeing 787-8 Dreamliner yang membawa 244 orang jatuh tak lama setelah lepas landas. (Foto: Air India)


Dunia penerbangan dikejutkan oleh kecelakaan tragis yang menimpa penerbangan Air India AI171 di Ahmedabad, India. Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang membawa 244 orang—terdiri dari 232 penumpang dan 12 kru—jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel menuju London Gatwick. 

Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan duka mendalam, tetapi juga memicu kekhawatiran soal keselamatan penerbangan dan teknologi pesawat modern. Berikut adalah rangkuman lengkap kejadian, respons darurat, dan dampak awalnya.

Penerbangan AI171 dijadwalkan berangkat pukul 09.50 waktu setempat, tapi baru lepas landas pada 13.38 dari landasan pacu 23 Bandara Ahmedabad. 

Berdasarkan data pelacakan penerbangan, pesawat hanya sempat mencapai ketinggian 625 kaki (sekitar 190 meter) sebelum mengirimkan sinyal darurat "Mayday". 

Beberapa detik kemudian, komunikasi terputus dan pesawat jatuh di kawasan permukiman Meghani Nagar, tepat di luar perimeter bandara.


Laporan dari saksi mata dan media lokal menggambarkan adanya asap tebal yang membumbung tinggi dari lokasi kejadian, dengan puing-puing pesawat terbakar di antara bangunan yang rusak. Suasana di lokasi disebut sangat mencekam, dengan api besar yang menyulitkan evakuasi awal.

Pesawat terakhir terdeteksi pada pukul 08.08:51 UTC dan diketahui membawa bahan bakar dalam jumlah besar untuk penerbangan jarak jauh ke London. Hal ini diduga memperparah kebakaran setelah jatuh. 

Penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan oleh Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) dan Badan Investigasi Kecelakaan Pesawat (AAIB) India.

Pesawat mengangkut total 244 orang, terdiri dari 169 warga India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugal, dan 1 warga Kanada. Estimasi awal menyebutkan 189 korban jiwa, namun angka ini belum dikonfirmasi karena adanya perbedaan laporan. 

Beberapa sumber menyebutkan 178 orang luka-luka dan 192 orang hilang, yang menimbulkan kebingungan karena jumlahnya melebihi total penumpang dan kru. Ada kemungkinan korban dari warga sekitar juga ikut terdata atau terjadi kekeliruan dalam penghitungan saat evakuasi.

Karena kecelakaan terjadi di area padat penduduk, sejumlah rumah dan kendaraan ikut terdampak. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat oleh tim penyelamat, dibantu warga sekitar. 

Korban dibawa menggunakan tandu dan ambulans. Tujuh unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengendalikan api, sementara seluruh akses jalan ke lokasi ditutup demi kelancaran proses penyelamatan.

Air India segera mengonfirmasi insiden ini melalui pernyataan resmi dan menyediakan hotline darurat (1800 5691 444) untuk keluarga penumpang. 

Maskapai juga menyampaikan bahwa mereka bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dan memberikan pembaruan secara berkala. Tata Group selaku pemilik Air India mengaktifkan pusat darurat untuk mendukung keluarga korban.

Pemerintah India bergerak cepat. Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyampaikan belasungkawa dan menyatakan dukungan penuh dari pemerintah pusat. 

Sementara itu, Menteri Utama Gujarat Bhupendra Patel memerintahkan agar operasi penyelamatan dilakukan secepat dan seefisien mungkin. Bandara Ahmedabad sempat menangguhkan seluruh operasional penerbangan, menyebabkan gangguan besar pada jadwal domestik dan internasional.

Kecelakaan ini adalah insiden fatal pertama yang melibatkan Boeing 787-8 Dreamliner, salah satu pesawat tercanggih dalam penerbangan komersial. 

Hingga saat ini, pihak Boeing belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun saham perusahaan dilaporkan langsung melemah pasca kejadian.

Kecelakaan ini juga menambah daftar insiden yang melibatkan pesawat Boeing di India, termasuk tragedi Air India Express di Kozhikode tahun 2020 yang menewaskan 21 orang. 

Investigasi saat ini difokuskan pada kemungkinan masalah teknis, kesalahan prosedur, atau faktor eksternal seperti cuaca atau kendala lalu lintas udara. Ada juga dugaan bahwa beban bahan bakar berlebih turut memperparah kebakaran, namun belum ada konfirmasi resmi.

Media sosial dipenuhi ucapan duka dan doa untuk para korban. Di platform seperti X (sebelumnya Twitter), banyak warganet menyuarakan keprihatinan terhadap keselamatan penerbangan, terutama menyangkut pesawat produksi Boeing.

Dari sisi ekonomi, saham Boeing dilaporkan turun tajam sebagai respons awal pasar terhadap kecelakaan ini. Kekhawatiran investor meningkat terkait dampak reputasi dan kemungkinan tuntutan hukum yang bisa muncul setelah investigasi.

Peristiwa ini mengingatkan pada kecelakaan Air India Express di Kozhikode tahun 2020, di mana pesawat Boeing 737 tergelincir dari landasan dan menewaskan 21 orang. 

Meski penyebab dan kondisi berbeda, kedua kejadian ini menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap keselamatan penerbangan, pelatihan awak, serta perawatan pesawat.

Hasil investigasi nantinya diharapkan dapat memberikan kejelasan dan rekomendasi konkret untuk mencegah tragedi serupa terulang.

Tragedi penerbangan Air India AI171 adalah pukulan berat bagi dunia penerbangan dan masyarakat global. Dengan 244 nyawa terdampak dan kerusakan parah di kawasan permukiman, respons cepat dan transparan dari semua pihak sangat dibutuhkan. 

Penyelidikan masih berjalan, dan perhatian utama tetap tertuju pada upaya penyelamatan serta dukungan bagi keluarga korban.