Pernyataan terbaru Kanselir Jerman Friedrich Merz mengungkap dukungan terselubung Eropa terhadap Israel dalam konflik dengan Iran, meskipun negara-negara Eropa tetap mengkritik aksi militer Israel di Gaza. (Foto: Tehran Times)

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan bahwa serangan militer Israel terhadap Iran telah secara signifikan melemahkan rezim Teheran. Hal itu disampaikan Merz dalam pernyataan resmi di sela-sela KTT G7 pada Senin (17/6/2025), menyusul lima hari eskalasi konflik bersenjata di Timur Tengah. 

“Rezim ini sangat melemah dan kemungkinan besar tidak akan kembali ke kekuatan sebelumnya. Masa depan negara ini masih belum pasti,” ujar Merz seperti dikutip Reuters.

Pernyataan ini menandai sikap tegas Jerman terhadap perkembangan terbaru antara Iran dan Israel, sekaligus memberi sinyal kuat mengenai arah dukungan Eropa dalam konflik ini.

Konflik Iran-Israel kembali membara sejak serangan balistik Iran yang menewaskan 24 orang di wilayah Israel dan melukai lebih dari 500 lainnya. 

Sebagai balasan, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran pada Jumat (14/6/2025), menargetkan infrastruktur militer dan fasilitas nuklir utama di Iran.

Hasilnya, setidaknya 224 orang dilaporkan tewas di Iran. Serangan ini bukan hanya memperlihatkan kemampuan militer Israel, tetapi juga berhasil menekan posisi strategis Teheran, termasuk gangguan terhadap program nuklir yang selama ini menjadi sorotan internasional.

“Serangan ini telah mengguncang fondasi rezim Iran dan menciptakan ketidakpastian politik jangka panjang,” kata Merz, dikutip dari Times of Israel.

Meski bersikap keras terhadap Iran, Merz tetap menyatakan bahwa pintu diplomasi belum tertutup sepenuhnya. 

Jerman bersama Inggris dan Prancis menyatakan kesiapan untuk kembali ke meja perundingan jika kondisi memungkinkan.

“Jika situasi baru muncul, kami akan kembali siap memberikan bantuan diplomatik,” ujarnya.

Sebelumnya, upaya negosiasi lanjutan antara Iran dan negara-negara Barat untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir JCPOA dibatalkan akibat meningkatnya ketegangan. Negosiasi itu seharusnya melibatkan utusan AS Steve Witkoff dan Menlu Iran Abbas Araghchi.

Namun, Merz juga tak menutup kemungkinan langkah lebih ekstrem. Dalam wawancara terpisah, ia menyebut bahwa penghancuran total program senjata nuklir Iran bisa dilakukan jika negosiasi gagal. 

Ia bahkan menyebutkan pentingnya dukungan militer tambahan, seperti bom penembus bunker GBU-57 dari AS, untuk menyerang fasilitas nuklir tersembunyi Iran seperti di Fordo.

Dukungan Merz terhadap Israel bukan hanya diplomatis. Dalam pernyataan yang memicu perhatian luas, ia menyebut bahwa Israel sedang melakukan “pekerjaan kotor” untuk dunia dalam melawan rezim Iran.

“Israel sedang menghadapi mullah regime yang membawa kehancuran dan kematian ke dunia. Apa yang mereka lakukan saat ini adalah pekerjaan kotor untuk kita semua,” tegas Merz dikutip dari Times of Israel.

Walaupun begitu, negara-negara Eropa tampak masih menahan diri untuk terlibat langsung secara militer. 

Menurut laporan Wall Street Journal, dukungan yang diberikan lebih bersifat politis dan strategis, tanpa melibatkan pasukan atau serangan langsung.

Situasi semakin kompleks setelah Merz mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan keterlibatan militer secara langsung dalam konflik ini.

“AS mungkin akan memutuskan partisipasi dalam serangan dalam waktu dekat,” ujarnya, seperti dikutip Politico

Keputusan ini dinilai krusial, mengingat hanya AS yang memiliki senjata seperti GBU-57 yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran secara efektif.

Aspek Pernyataan / Dampak
Penilaian Rezim Iran Merz menyebut rezim Iran "sangat melemah" dan sulit kembali berkuasa seperti sebelumnya.
Korban Jiwa 224 warga Iran tewas akibat serangan Israel, 24 warga Israel tewas akibat serangan Iran.
Infrastruktur Militer Fasilitas nuklir dan rudal Iran hancur, melemahkan kekuatan militer Teheran.
Tawaran Diplomatik Negara Eropa tetap buka ruang diplomasi jika ada kondisi yang memungkinkan.
Dukungan terhadap Israel Merz: "Israel melakukan pekerjaan kotor untuk kita semua" dalam menghadapi rezim Iran.
Ancaman Nuklir Merz menyebut penghancuran program nuklir Iran mungkin dilakukan jika negosiasi gagal.
Keterlibatan AS Washington disebut sedang mempertimbangkan untuk ikut dalam serangan ke Iran.
Respon Uni Eropa Dukungan politik dan diplomatik diberikan ke Israel, namun tanpa aksi militer langsung.

Pernyataan Friedrich Merz menegaskan posisi Jerman dan sebagian besar negara Eropa yang berada di antara dukungan kuat terhadap Israel dan keinginan menjaga ruang diplomasi. 

Serangan Israel telah memperlemah Iran secara signifikan, namun ketegangan yang belum mereda membuka risiko eskalasi lebih luas.

Di tengah ketidakpastian ini, dunia kini menanti keputusan AS yang bisa menentukan arah konflik berikutnya—antara perang total atau peluang diplomasi yang terakhir.