Iran mempercepat rencana suksesi Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei (86 tahun) di tengah eskalasi konflik dengan Israel dan Amerika Serikat. Proses ini, yang dipicu oleh ancaman militer dan ketidakpastian politik, dapat mengubah wajah Republik Islam.
Dua nama mencuat sebagai kandidat kuat: Mojtaba Khamenei dan Hassan Khomeini. Siapa yang akan memimpin, dan bagaimana dampaknya bagi Iran?
Proses pencarian pengganti Khamenei dipercepat akibat lonjakan ketegangan geopolitik. Serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran dan pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada September 2024 meningkatkan risiko terhadap stabilitas rezim.
Khamenei, yang kini mengungsi bersama keluarganya di bawah perlindungan Garda Revolusi, telah membentuk komite rahasia dua tahun lalu untuk merancang transisi kekuasaan.
Menurut Reuters, komite beranggotakan tiga ulama senior ini intensif mendiskusikan suksesi. “Jika Khamenei terbunuh, sistem akan segera menunjuk penerus untuk menunjukkan stabilitas,” ujar seorang pejabat keamanan Iran, yang meminta identitasnya dirahasiakan, dikutip Selasa (24/6/2025).
Faktor internal juga mendorong urgensi ini. Krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat, dan hilangnya sekutu regional seperti rezim Assad di Suriah melemahkan posisi Iran.
Pemimpin baru harus mampu menavigasi tantangan domestik sekaligus menghadapi tekanan sanksi dan ancaman militer dari Barat.
Dua Kandidat Utama
Dua figur utama muncul dalam bursa suksesi: Mojtaba Khamenei (56 tahun), putra Khamenei, dan Hassan Khomeini (53 tahun), cucu pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Mojtaba Khamenei dikenal sebagai konservatif yang melanjutkan garis keras ayahnya. Meski tidak pernah memegang jabatan resmi, ia berpengaruh besar sebagai pengatur akses ke Khamenei dan memiliki hubungan erat dengan Garda Revolusi.
Namun, pengangkatannya berisiko memicu tuduhan monarki, yang bertentangan dengan prinsip Revolusi Islam 1979.
Sebaliknya, Hassan Khomeini dianggap moderat dan dekat dengan faksi reformis. Garis keturunannya membuatnya dihormati ulama senior dan IRGC, sementara sikapnya yang lebih terbuka berpotensi diterima secara domestik dan internasional.
Pekan lalu, ia menyatakan kesiapan melayani negara dalam pesan publik: “Saya siap hadir di medan mana pun yang dianggap perlu.”
Apa Dampaknya Bagi Iran?
Suksesi ini akan berdampak besar pada Iran dan kawasan Timur Tengah. Secara internal, pemilihan Mojtaba dapat memicu protes rakyat akibat isu dinasti, sementara Hassan Khomeini menghadapi resistensi dari faksi garis keras, seperti yang terlihat saat ia dilarang mencalonkan diri untuk Majelis Ahli pada 2016.
Di kancah global, pemimpin baru akan menentukan arah hubungan Iran dengan Barat. Mojtaba kemungkinan mempertahankan sikap konfrontasi, sementara Hassan dapat membuka ruang dialog.
“Republik Islam akan sangat berbeda, karena konteks eksistensinya telah berubah,” kata analis politik Iran berbasis di London, Hossein Rassam.
Risiko terbesar adalah instabilitas selama transisi. Sejumlah komandan senior Garda Revolusi telah tewas dalam serangan Israel, melemahkan struktur kekuasaan.
“Pemimpin baru bisa saja menjadi boneka IRGC jika tidak memiliki otoritas kuat,” ujar Ali Vaez dari International Crisis Group.
Bagaimana Mekanisme Pemilihanya?
Proses suksesi diatur oleh Majelis Ahli, yang memilih Pemimpin Tertinggi dengan mayoritas sederhana dari 88 anggotanya.
Namun, kandidat harus disetujui Dewan Penjaga, yang didominasi faksi konservatif. Nama lain seperti Ayatollah Alireza Arafi disebut, tetapi tidak sekuat Mojtaba atau Hassan.
Untuk menjaga stabilitas, Iran perlu memastikan transisi yang cepat dan legitimasi pemimpin baru. Hassan Khomeini dapat menjadi jembatan menuju reformasi bertahap, tetapi membutuhkan dukungan IRGC dan ulama senior.
Sebaliknya, Mojtaba menawarkan kesinambungan, namun dengan risiko polarisasi domestik.
“Siapapun penerusnya, mereka akan menghadapi tantangan kompleks: krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat, dan tekanan eksternal,” kata Vaez.
Langkah strategis seperti dialog dengan faksi reformis atau negosiasi internasional dapat membantu meredam ketegangan.
0Komentar