![]() |
Indo Defence 2025 berakhir dengan 17 kontrak kerja sama dan 35 MoU, dorong kemandirian industri pertahanan Indonesia. (Foto: Istimewa) |
Pameran Indo Defence Expo & Forum 2025 yang berlangsung selama empat hari di JIExpo Kemayoran, Jakarta, resmi ditutup pada Sabtu (14/6/2025) dengan capaian luar biasa. Acara ini tidak hanya menjadi ajang unjuk teknologi pertahanan terkini, tetapi juga platform strategis yang memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
Dengan tema "Inovasi Pertahanan untuk Perdamaian dan Stabilitas Global," pameran ini berhasil menorehkan 35 nota kesepahaman (MoU) dan 17 kontrak kerja sama.
Pameran ini dihadiri oleh 1.180 peserta, termasuk 659 perusahaan asing dan 521 produsen lokal, serta 323 delegasi resmi dari 42 negara. Kehadiran mereka menunjukkan daya tarik Indo Defence sebagai salah satu pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, menyampaikan bahwa acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat kerja sama internasional.
“Pameran ini menghasilkan 35 MoU dan 17 kontrak kerja sama, yang kami harap dapat mendorong kemajuan industri pertahanan Tanah Air,” ujarnya pada malam penutupan.
Salah satu sorotan utama adalah penandatanganan MoU antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Sekretariat Industri Pertahanan Turki untuk pengembangan jet tempur generasi kelima, KAAN.
Kesepakatan ini diteken oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Haluk Gorgun dari Turki, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pembukaan acara.
Kolaborasi ini menegaskan ambisi Indonesia untuk menguasai teknologi mutakhir dan memperkuat alutsista nasional.
“Kerja sama ini bukan sekadar kontrak, tetapi investasi jangka panjang untuk transfer teknologi dan pengembangan produk bersama,” kata Sri Yanto.
Ia menambahkan bahwa kerja sama serupa diharapkan mencakup berbagai bentuk, mulai dari pengembangan teknologi hingga produksi alutsista bersama.
Presiden Prabowo, dalam sambutannya saat pembukaan, menekankan pentingnya investasi dalam pertahanan untuk menjaga kedaulatan.
“Pameran ini adalah kesempatan bagi industri dalam negeri, mitra internasional, dan generasi muda untuk menyerap ilmu teknologi pertahanan terkini,” ujarnya.
Menteri Keuangan Dan juga turut hadir, menyoroti peran pameran ini dalam mendorong kolaborasi untuk sistem pertahanan yang lebih modern.
“Acara ini adalah momen penting untuk menciptakan sistem pertahanan yang tangguh dan berkelanjutan,” katanya.
Indo Defence 2025 juga menjadi ajang unjuk gigi teknologi lokal. Produk seperti kendaraan militer listrik Maung, tank medium Harimau, dan senapan serbu SS3 dari industri dalam negeri mendapat perhatian besar.
Selain itu, Indonesia memperkenalkan kendaraan lapis baja P2 Tiger yang dikembangkan bersama Prancis dan tank amfibi hybrid P8, yang dirancang untuk operasi di wilayah kepulauan. Kehadiran teknologi ini menunjukkan kemajuan signifikan industri pertahanan Indonesia.
Sri Yanto menegaskan bahwa Indo Defence 2025 adalah langkah strategis menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Kami berharap animo masyarakat semakin tinggi terhadap industri pertahanan, sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi nasional,” ujarnya.
Dengan capaian kontrak dan MoU yang signifikan, pameran ini tidak hanya memperkuat sektor pertahanan, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan kerja sama global.
Indo Defence 2025 tidak hanya soal teknologi, tetapi juga diplomasi. Kehadiran delegasi dari 42 negara memperkuat hubungan bilateral dan multilateral Indonesia di bidang pertahanan.
Selain kerja sama dengan Turki, Indonesia juga menunjukkan komitmen dalam proyek jet tempur lain, seperti kontribusi sebesar 439 juta dolar AS untuk program jet tempur Korea, yang menjadi sorotan di pameran ini.
Dengan berakhirnya Indo Defence 2025, Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk membangun industri pertahanan yang mandiri dan kompetitif.
Kerja sama internasional, transfer teknologi, dan pengembangan produk lokal menjadi kunci untuk mewujudkan visi tersebut. Seperti yang ditegaskan oleh Presiden Prabowo, “Kedaulatan kita bergantung pada kemampuan kita untuk berdiri tegak di atas kaki sendiri di bidang pertahanan.”
0Komentar