IKN, ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, tengah dipersiapkan sebagai kota modern yang mengusung konsep cerdas, efisien, ramah lingkungan, dan berpusat pada kebutuhan masyarakat. Dengan visi ambisius "kota dunia untuk semua", Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menargetkan bahwa pada tahun 2045, 80 persen kendaraan yang beroperasi di wilayah ini akan merupakan transportasi umum.
Untuk mewujudkan mimpi besar tersebut, Otorita IKN menjalin kerja sama strategis dengan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), menghasilkan sebuah rencana induk yang menjadi panduan pembangunan sistem transportasi masa depan.
Otorita IKN menerima laporan hasil studi bertajuk Urban Mobility Masterplan dan Intelligent Mobility Ecosystem dari KIAT di Sentra Massa Plaza Seremoni pada 13 Juni 2025.
Studi ini bukan sekadar dokumen teknis, tetapi sebuah cetak biru untuk transformasi mobilitas perkotaan di Nusantara. Sekretaris Otorita IKN, Bimo Adi Nursanthyasto, menegaskan pentingnya perencanaan mobilitas sejak dini.
"IKN dirancang sebagai kota cerdas yang ramah lingkungan. Untuk itu, sistem transportasi harus dirancang dengan matang agar mendukung visi kami," ujarnya.
Studi ini mencakup beberapa elemen kunci:
• Rencana jangka panjang untuk transportasi dan tata guna lahan yang terintegrasi.
• Kerangka pelaksanaan proyek yang realistis dan dapat diimplementasikan.
• Strategi sistem transportasi cerdas (Intelligent Transportation System/ITS), termasuk langkah cepat quick wins, program percontohan, dan rencana bertahap.
• Rencana ini juga mendukung target spesifik, seperti akses ke fasilitas utama dalam waktu 10 menit, layanan transit cepat dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) ke bandara strategis, dan pencapaian emisi nol pada 2045.
Bimo menambahkan bahwa dokumen ini bersifat dinamis. “Ini adalah living document yang akan terus diperbarui seiring perkembangan kebutuhan mobilitas perkotaan,” katanya.
Pendekatan fleksibel ini memastikan bahwa Nusantara dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan dinamika masyarakat di masa depan.
Kerja sama dengan KIAT mencerminkan komitmen kuat antara Indonesia dan Australia untuk membangun infrastruktur yang berkelanjutan. Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menyampaikan optimisme atas hasil studi ini.
“Kami berharap rencana mobilitas dan sistem transportasi cerdas ini dapat menjadikan Nusantara sebagai kota cerdas yang berkelanjutan, sekaligus mengundang investasi dari sektor swasta,” ujarnya.
Kolaborasi ini juga selaras dengan visi Indonesia Emas 2045 dan prioritas Asta Cita 2025–2029, yang menekankan konektivitas terakhir last-mile connectivity untuk memperkuat infrastruktur.
Studi Urban Mobility Masterplan tidak hanya menyusun strategi jangka panjang, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk implementasi awal.
Misalnya, program percontohan untuk menguji teknologi baru seperti Autonomous Rail Transit (ART) dan rencana integrasi teknologi cerdas untuk mengoptimalkan operasi transportasi.
Dengan pendekatan ini, Nusantara diharapkan dapat menjadi contoh kota yang memadukan inovasi dengan keberlanjutan.
Visi mobilitas IKN pada 2045 sangat jelas: sebuah kota di mana transportasi umum mendominasi, akses ke fasilitas cepat dan efisien, dan emisi karbon ditekan hingga nol.
Target 80% kendaraan merupakan transportasi umum adalah langkah besar menuju pengurangan ketergantungan pada kendaraan pribadi, yang sering kali menjadi penyumbang utama polusi di kota-kota besar.
Selain itu, layanan transit ekspres ke bandara akan memperkuat konektivitas internasional, sementara jaringan transportasi yang terintegrasi memastikan mobilitas masyarakat berjalan lancar.
IKN juga dirancang dengan ruang hijau yang luas dan didukung energi terbarukan, dengan populasi yang diperkirakan mencapai 1,9 juta jiwa pada 2045.
Infrastruktur transportasi yang sedang dikembangkan mencakup jaringan kereta api masif, dengan beberapa jalur ditargetkan beroperasi setelah 2025.
Bahkan, ada wacana untuk menghadirkan teknologi futuristik seperti taksi terbang, meskipun fokus utama tetap pada transportasi umum yang inklusif dan efisien.
Meski ambisius, visi ini tidak tanpa tantangan. Dinamika perkotaan yang terus berkembang, kebutuhan pendanaan besar, dan integrasi teknologi cerdas memerlukan koordinasi lintas sektor.
Namun, dengan komitmen kuat dari pemerintah Indonesia, dukungan internasional, dan rencana yang matang, Nusantara memiliki peluang besar untuk menjadi model kota masa depan.
0Komentar