Bank Indonesia membantah penerbitan uang rupiah edisi HUT ke-80 RI yang viral. Video yang beredar dipastikan hoaks. (Foto: Bloomberg/Rosa Panggabean)

Media sosial kembali diramaikan dengan video viral yang mengklaim adanya uang Rupiah edisi khusus peringatan 80 tahun kemerdekaan RI. Dalam video itu, terlihat lembaran uang bergambar Ir. Soekarno, bendera Merah Putih, dan tulisan mencolok “80 NKRI”. Namun Bank Indonesia (BI) dengan tegas membantah informasi tersebut dan menyebutnya hoaks.

Kabar ini ramai sejak pertengahan Juni 2025 di berbagai platform seperti TikTok dan X (dulu Twitter). 

Sejumlah akun menayangkan video yang menampilkan uang pecahan Rp80.000 hingga Rp800.000 yang disebut sebagai desain resmi edisi kemerdekaan, lengkap dengan narasi bombastis: “Keren dan unik! Inilah penampakan uang edisi spesial 80 tahun Kemerdekaan RI.”

Bank Indonesia akhirnya angkat bicara. Melalui akun X resminya pada 20 Juni 2025, BI memastikan tidak ada penerbitan uang semacam itu.


Penegasan ini juga dikonfirmasi oleh Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Hari Widodo, yang menyebut bahwa tidak ada rencana penerbitan UPK (Uang Peringatan Kemerdekaan) untuk HUT ke-80 RI.

Fakta berbicara, terakhir kali BI menerbitkan uang edisi khusus kemerdekaan adalah pada 2020, tepat di HUT ke-75 RI. Uang itu berbentuk pecahan Rp75.000 dan hanya dicetak sebanyak 75 juta lembar.

UPK 75 Tahun itu menampilkan gambar Soekarno-Hatta dan upacara pengibaran bendera pertama, serta digunakan sebagai alat pembayaran sah. Namun, setelah itu tidak ada penerbitan UPK baru hingga saat ini.

“Desain uang rupiah harus melalui proses panjang dan disetujui oleh otoritas yang berwenang. Tidak mungkin uang baru muncul begitu saja tanpa pengumuman resmi,” jelas Wasiatno Adi, analis kebijakan moneter dari LPEM UI.

Sejumlah pengamat menduga bahwa gambar uang yang viral itu dibuat dengan kecerdasan buatan (AI) atau hasil rekayasa grafis. Ini dikuatkan oleh komentar warganet di X, seperti @ibalpradana, yang menyebut:

“Uang edisi HUT RI ke-80 ini kayaknya AI. Alih-alih mirip Soekarno, mukanya lebih mirip Bahlil.”

Konten semacam ini bukan sekadar lucu-lucuan. Hoaks terkait uang dan kebijakan moneter bisa berdampak serius terhadap kepercayaan publik terhadap otoritas keuangan nasional.

Menurut pakar komunikasi digital dari Kominfo, Irwan Budianto, penyebaran konten palsu yang menyangkut uang negara berisiko menimbulkan spekulasi liar.

“Kalau tidak diklarifikasi cepat, masyarakat bisa menganggap uang itu sah dan terjadi kerugian. Ini berbahaya,” ujarnya.

Bank Indonesia menegaskan akan terus memantau informasi yang beredar di publik dan tidak segan mengambil langkah hukum jika diperlukan. 

Ini mengacu pada kasus serupa di tahun 2022, ketika BI melaporkan pembuat hoaks desain uang ke kepolisian.

“Ke depan, masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi lewat kanal resmi BI, seperti www.bi.go.id atau akun media sosial @bank_indonesia,” kata Hari Widodo.

Jika hoaks seperti ini terus beredar, bisa timbul efek domino: dari keresahan masyarakat, munculnya penipuan berkedok penjualan uang koleksi, hingga gangguan terhadap kredibilitas kebijakan moneter.

“BI adalah penjaga stabilitas Rupiah. Ketika kepercayaan pada mata uang diganggu oleh hoaks, dampaknya bisa ke inflasi psikologis, khususnya di tengah masyarakat kelas bawah,” jelas ekonom senior Aviliani.

Klaim soal uang Rupiah edisi HUT ke-80 RI adalah tidak benar alias hoaks. Hingga kini, tidak ada pengumuman resmi dari Bank Indonesia terkait penerbitan uang peringatan tersebut. 

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, bijak bermedia sosial, dan tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi.

Waspada hoaks, jangan jadi korban!