Presiden Donald Trump menandatangani dua perintah eksekutif baru yang mengubah wajah aviasi Amerika Serikat. Dari integrasi drone dan taksi udara listrik hingga kembalinya penerbangan supersonik. (Foto: X/@hromadske)

Pada 6 Juni 2025, Presiden Donald Trump menandatangani dua perintah eksekutif besar yang bertujuan memperkuat keamanan ruang udara Amerika Serikat sekaligus mendorong terobosan dalam teknologi penerbangan. Kedua kebijakan ini, yang bertajuk "Unleashing American Drone Dominance" dan "Leading The World in Supersonic Flight", menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi AS sebagai pemimpin global di sektor aviasi, sembari merespons tantangan keamanan dari pesawat nirawak (UAS). 

Fokusnya mencakup integrasi drone, pengembangan taksi udara listrik (eVTOL), dan kembalinya penerbangan supersonik—sebuah visi ambisius untuk masa depan transportasi udara yang lebih aman, cepat, dan inovatif.

Meningkatkan Keamanan Ruang Udara

Ancaman terhadap ruang udara AS terus meningkat, terutama dengan makin seringnya penggunaan drone untuk tujuan ilegal, teroris, atau penyalahgunaan oleh aktor asing. 

Salah satu contohnya adalah insiden drone yang mengganggu penerbangan dan acara olahraga di New Jersey tahun lalu. Menurut FAA, ada lebih dari 100 laporan bulanan soal penampakan drone di sekitar bandara—angka yang menegaskan pentingnya tindakan cepat.

Untuk mengatasi masalah ini, Trump memerintahkan pembentukan satuan tugas federal khusus yang akan mengidentifikasi dan menanggapi ancaman dari drone. Tim ini akan memperluas zona larangan terbang di area sensitif dan memperkuat sistem deteksi dan respons. 

Satuan tugas tersebut akan bekerja sama dengan Departemen Kehakiman, Keamanan Dalam Negeri, dan aparat penegak hukum lokal untuk memastikan ruang udara AS tetap terkendali—terutama menjelang perhelatan besar seperti Piala Dunia 2026 dan Olimpiade 2028.

"Kami akan meningkatkan sistem anti-drone dan mendukung penegakan hukum untuk mencegah pelanggaran oleh pelaku kejahatan atau individu tak bertanggung jawab," ujar Sebastian Gorka, 

Direktur Senior Kontraterorisme di Dewan Keamanan Nasional, sambil menyoroti pelajaran dari penggunaan drone dalam konflik Rusia-Ukraina.

Tak hanya itu, perintah ini juga mendorong pengurangan ketergantungan pada drone buatan Tiongkok—seperti DJI yang menguasai lebih dari separuh pasar AS. 

AS akan memprioritaskan produksi dalam negeri dan memperkuat rantai pasok domestik demi menjaga keamanan teknologi dan kemandirian industri.

Revolusi Transportasi Udara

Selain fokus pada keamanan, kedua perintah ini membuka jalan bagi kemajuan teknologi aviasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada dua bidang utama yang menjadi sorotan: integrasi pesawat nirawak dan pengembangan taksi udara listrik serta penerbangan supersonik.

• Integrasi Drone dan Taksi Udara Listrik

Melalui perintah "Unleashing American Drone Dominance", pemerintah menetapkan langkah-langkah integrasi drone ke dalam Sistem Ruang Udara Nasional (NAS). 

Salah satu kebijakan utama adalah mendorong penggunaan drone secara rutin di luar jangkauan visual (BVLOS)—sebuah syarat penting untuk pengiriman barang menggunakan drone. 

FAA diminta untuk merumuskan aturan awal dalam 30 hari dan menetapkan regulasi final dalam 240 hari.

Di saat yang sama, perintah ini juga meluncurkan Program Pilot Integrasi eVTOL—untuk menguji teknologi pesawat listrik yang dapat lepas landas dan mendarat vertikal. 

eVTOL dianggap sebagai masa depan transportasi perkotaan, layanan medis darurat, dan logistik cepat jarak jauh. Perusahaan seperti Joby Aviation, yang menargetkan peluncuran layanan penumpang pada akhir 2025, menjadi salah satu pihak yang berpotensi diuntungkan. 

FAA akan mulai menerima proposal proyek dalam 90 hari, dan lima proyek atau lebih akan dipilih dalam waktu 180 hari untuk mulai uji coba.

Inisiatif ini tak hanya mendorong inovasi, tapi juga memperkuat perekonomian domestik. Dengan menekankan produksi drone buatan dalam negeri dan mempercepat ekspor ke negara-negara mitra, AS ingin memperkuat basis industrinya dan meningkatkan daya saing global.

• Kembalinya Penerbangan Supersonik

Melalui perintah "Leading The World in Supersonic Flight", Trump mencabut larangan lama penerbangan supersonik di atas darat yang diberlakukan sejak 1973. 

Larangan ini dulunya ditetapkan karena kekhawatiran terhadap suara ledakan sonik. Namun kini, dengan kemajuan teknologi material, desain aerodinamika, dan peredam kebisingan, larangan itu dianggap tidak lagi relevan.

“Faktanya, orang Amerika seharusnya sudah bisa terbang dari New York ke Los Angeles dalam waktu kurang dari empat jam,” kata Michael Kratsios, Direktur Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih. 

FAA diberi waktu 18 bulan untuk mengusulkan standar baru terkait kebisingan, dengan target finalisasi dalam 24 bulan. Perintah ini juga mendorong riset dan pengembangan (R&D) melalui kerja sama dengan Dewan Sains dan Teknologi Nasional. 

Selain itu, pemerintah akan bekerja sama dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk menyelaraskan regulasi global—membuka peluang penerbangan supersonik lintas negara.

Dua perintah eksekutif ini berpotensi mengubah wajah aviasi AS. Integrasi drone dan eVTOL menjanjikan revolusi dalam transportasi dan logistik, sementara penerbangan supersonik dapat memangkas waktu perjalanan secara signifikan. Namun, tantangan tetap ada:

Keamanan dan Privasi: Peningkatan penggunaan drone menimbulkan kekhawatiran soal privasi dan potensi penyalahgunaan. Pemerintah harus menjaga keseimbangan antara inovasi dan pengawasan.

Ketegangan Perdagangan: Fokus pada pengurangan ketergantungan terhadap produk Tiongkok bisa memperburuk hubungan dagang, terlebih setelah adanya pembatasan penjualan drone DJI dan Autel di era Biden.

Kebisingan dan Penerimaan Publik: Meski teknologi peredam kebisingan berkembang, penerbangan supersonik tetap bisa menghadapi resistensi dari masyarakat yang khawatir akan dampak lingkungan.

Dua perintah ini mencerminkan visi besar Trump untuk membawa AS menjadi pemimpin dunia dalam teknologi penerbangan. Lewat integrasi drone, pengembangan eVTOL, dan penerbangan supersonik, AS ingin membangun sistem transportasi udara yang lebih modern, efisien, dan aman.

Namun, keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada koordinasi antara pemerintah, sektor industri, dan mitra global—serta kemampuan menyeimbangkan antara inovasi, keamanan, dan dukungan publik.

Dengan menempatkan keamanan dan inovasi sebagai prioritas, perintah eksekutif ini menandai era baru dalam dunia aviasi Amerika—menuju masa depan penerbangan yang lebih cepat, canggih, dan terpercaya.